• Radesta : ke lima puluh empat, hari bahagia untuk kita berdua •

705 42 26
                                    

“Kamu suka dekorasi yang mana Radesta?” tanya Renjani sambil membalikan halaman demi halaman buku katalog yang sedang di pegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kamu suka dekorasi yang mana Radesta?” tanya Renjani sambil membalikan halaman demi halaman buku katalog yang sedang di pegangnya.

“Yang mana aja sesuka kamu. Kalau kamu suka, aku juga suka Renjani.”

“Kalau gitu, kita pilih yang ini aja ya mbak, terus buat catering dan yang lainnya di sesuaikan aja.”

Radesta dan juga Renjani sedang ada di salah satu kantor Wedding Organizer yang ada di Jakarta. Keduanya memutuskan untuk menikah di Indonesia dan akan melakukan resepsi nanti di Amsterdam.

“Aku bahagia banget, akhirnya kita bisa ngurusin acara pernikahan kita Radesta,” ucap Renjani.

“Aku bahagia banget malah, soalnya pengantin perempuannya kamu!” Radesta mencubit pipi Renjani.

“Aku yang paling bahagia Radesta, bahagianya aku lebih gede daripada kamu.”

“Iya deh, biar kamu seneng. Renjani janji sama aku kalau kamu, gak akan pernah ninggalin aku lagi hmm?”

Tangan Renjani bergerak memegangi wajah Radesta. Membelai Rambut panjangnya yang kini sudah di potong pendek, Radesta terlihat semakin tampan.

“Aku janji, kalau aku akan terus ada di samping kamu, dan gak akan pernah ninggalin kamu. Tapi kalau nanti kamu yang ninggalin aku gimana?” tanya Renjani.

“Enggak, itu gak akan pernah terjadi Renjani.”

Saat Radesta dan Renjani sedang mengobrol datang dua orang pelayan yang membawa buku katalog baju pernikahan untuk Renjani dan Radesta lihat. Keduanya bahagia melihat baju-baju yang terpajang disana. Meski pun Renjani dan Radesta tidak bisa mewujudkan impian pernikahan mereka di Amsterdam di karenakan cuaca yang buruk.

“Kayaknya kamu bakal cantik kalau pakai gaun yang ini,” Radesta menunjuk satu gaun putih yang sederhana.

“Kamu mau aku pakai gaun ini? Yaudah kita ambil gaun yang ini ya.”

“Kamu gak mau lihat-lihat yang lain dulu? Kan takutnya kamu gak cocok.”

“Radesta, kalau kamu suka kenapa kita gak pilih aja? Kan aku tampil cantik buat kamu.”

Wajah dan telinga Radesta memerah, Radesta malu sekarang. Para pelayan yang ada disana juga ikut-ikutan tersenyum melihat Radesta yang sedang salah tingkah. Beritahu Radesta cara agar bisa kabur dari sini Radesta malu.

“Kalau kamu mau pilih tuxedo yang mana?” kini giliran Renjani yang bertanya sambil terus melihat-lihat halaman buku.

“Yang mana aja, yang kamu suka Renjani. Kan aku tampil ganteng buat kamu,” ucap Radesta dengan nada jahil.

“Dih, ngikutin!” Renjani memukul tangan kekar milik Radesta.

“Kalau dipukul mah sakit Renjani, mending di genggam aja biar nyaman.”

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang