• Radesta : ke tiga puluh tujuh, sosok baru dalam hidup Radesta •

244 41 10
                                    

Hanya tinggal menghitung hari Radesta akan melepas masa SMA nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya tinggal menghitung hari Radesta akan melepas masa SMA nya. Kedatangan ibu yang mendadak ke rumah membawa kabar baik sekaligus kabar buruk untuk Radesta. Ibu akan pindah ke Belanda karena ikut dengan suami barunya yang memulai bisnis di negeri kincir angin itu. Radesta juga ditawari untuk ikut ke sana, melanjutkan pendidikan kuliahnya di Belanda. Hal ini menjadi sebuah kebingungan untuk Radesta, karena terlalu banyak kenangan manis yang ada di Jakarta namun tak sedikit pula kenangan yang ingin Radesta lupakan.

"Gimana lo udah ambil ke putusannya?" tanya Ilyas sambil mengunyah bakso panasnya.

"Gue masih bingung, ini semua terlalu mendadak buat gue."

"Menurut gue lo mending pergi aja deh, daripada di sini lo terus tersiksa kan," sahut Lestari.

"Yang Lestari bilang bener Radesta," timpal Ilyas lagi.

Gundah, itu yang Radesta rasakan sekarang. Radesta ingin meninggalkan segala kenangan pahit yang ada di Jakarta namun Radesta tidak bisa meninggalkan Renjani begitu saja, Radesta masih memiliki hutang penjelasan pada Renjani.

Kini Radesta tinggal di rumah ibu, awalnya Radesta enggan meninggalkan rumah kontrakannya namun setelah di bujuk beberapa kali akhirnya hati Radesta luluh dan mau tinggal bersama ibu dan ayah tirinya. Saat setelah pulang sekolah Radesta di kagetkan dengan ramainya ruang tamu.

"Tuan Radesta, nyonya bilang tuan harus segera ganti baju dan berpaikan rapi," ucap salah satu pembantu di rumah ibu.

"Emangnya ada apa ya bi? Kok rame gini."

"Ada kenalan bisnisnya tuan besar dari Belanda. Maka dari itu tuan Radesta juga harus ikut menyambut mereka. Karena mereka akan jadi fatner bisnis tuan besar."

Radesta menurut dan segera berganti pakaian. Setelah berganti pakaian Radesta segera turun untuk bisa bergabung dengan yang lain. Di sana ada ibu, ayah tiri Radesta juga rekan bisnis ayah dengan istri dan anaknya. Perempuan itu terlihat cantik dan anggun wajahnya juga oriental karena blasteran Indonesia Belanda.

"Akhirnya kamu turun juga Radesta. Kenalkan ini anak sambung saya namanya Radesta Adimerta setelah lulus kuliah nanti dia yang akan pegang kendali perusahaan saya," kata ayah tiri Radesta pada rekan bisnisnya.

"Anaknya tampan juga pintar. Pasti akan sukses nanti perusahaan kamu Dra."

"Saya percaya sepenuhnya sama dia," ayah tiri Radesta menepuk punggung Radesta tiga kali.

Radesta hanya tersenyum mendengar pujian yang dituturkan untuk dirinya. Perempuan yang sedaritadi memperhatikan Radesta membuat Radesta tidak nyaman. Namun ayah tiri Radesta malah meminta Radesta untuk mengajaknya keluar.

"Ini Aluna Fanscisca anak ku satu-satunya, sekarang masih sekolah SMA kelas sebelas anaknya manja dan jahil beda banget sama kakaknya yang pendiam."

"Kenapa kakaknya Aluna tidak diajak?" tanya ibu.

Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang