• Radesta : ke tiga puluh lima, Radesta dan segala rasa sakitnya •

258 48 12
                                    

Kini Radesta mulai menjalani rutinitas hidupnya yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Radesta mulai menjalani rutinitas hidupnya yang baru. Setelah pulang sekolah Radesta akan pergi ke panti jompo, lalu pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Renjani dari jauh. Sama seperti sekarang Radesta sedang bersembunyi di balik pohon rindang untuk bisa melihat Renjani yang sedang duduk berdua bersama Bagas.

"Gue seneng bisa liat lo bahagia Renjani, meskipun lo gak tahu kalau Radesta yang ada di hadapan lo bukan Radesta yang asli."

Dengan langkah yang gontai Radesta mulai beranjak pergi dari sana. Meninggalkan Renjani degan Bagas, sebenarnya Radesta ingin lebih lama melihat Renjani namun, ditakutkan nanti ada yang melihat Radesta.

"Radesta tunggu!!"

Merasa namanya di panggil Radesta membalikan badanya dan melihat Bagas yang sedang menatap kearah Radesta. Lalu tidak lama setelah itu Bagas menghampiri Radesta dan memberikan kaset, Radesta bingung.

"Bagas? ngapain lo ngasihin kaset ini ke gue?" tanya Radesta dengan wajah kebingungan.

"Aku tahu beberapa hari kebelakang kamu perhatiin Renjani dari jauh. Isi kasetnya video Renjani, mungkin itu bisa mengobati rasa rindu kamu," kata Bagas.

"Kenapa lo peduli sama gue? Bukanya lo juga cinta sama Renjani?"

Bagas terdiam sejenak, lalu Bagas ingat perkataan ibu yang menyadarkan Bagas kalau persaan tidak bisa di paksakan namun bisa dibiasakan, dengan adanya kehadiran Bagas di dekat Renjani Bagas harap Renjani bisa secepatnya jatuh cinta pada Bagas.

"Karena Renjani sayangnya sama kamu bukan sama aku. Dan Radesta aku minta maaf kalau aku pakai nama kamu untuk bisa mendapatkan hati Renjani." Bagas menundukan pandangannya.

"Lo gak usah minta maaf, emang seharusnya Renjani gak pernah kenal sama Radesta kayak gue yang bisanya cuma nyakitin. Gue harap lo bisa jadi Radesta yang baik untuk Renjani," kata Radesta sambil menepuk punggung Bagas.

"Kamu gak marah, kalau Renjani jatuh cinta sama aku?"

"Kenapa harus marah? Perasaan Renjani itu punya Renjani jadi gue gak bisa memaksakan kan? Gue harus pulang dan gue titip Renjani sama lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Radesta Diary ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang