Menu [3] si Kikuk

2.8K 172 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [3] si Kikuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [3] si Kikuk

Pukul delapan tepat, Mahesa sudah siap memulai harinya sebagai Chef de Cuisine di the Savannah, hotel bintang lima milik Andreas, teman Ayahnya. Hotel bintang lima yang tersebar di beberapa negara asia itu mengusung hotel eklusif dengan luas kamar terkecil seluasa empat puluh meter, dilengkapi dengan whirlpool di tiap kamarnya serta balcony dengan satu set tea table untuk menikmati hari. Itu baru kamar terkecil, berbeda dengan kamar president suite dengan kolam renang seluas sepuluh meter persegi di tiap ruangnya. Tidak hanya kamar yang mewah, pelayanan seperti bellboy yang siap sedia 1 x 24 jam, restaurant 1 x 24 jam, pusat kebugaran dan spa juga menjadi daya tarik hotel ini. Dengan segala kemewahan yang dimiliki oleh the Savannah menjadikan banyak sekali artis, selebgram, penyanyi, influencer, hingga pejabat negara memilih the Savannah sebagai venue dalam acara penting mereka.
 
Kaki Mahesa menapak turun dari mobilnya. Petugas valet parking langsung mengambil alih mobilnya. Mahesa melangkah menuju resepsionis. Resepsionis wanita itu tampak cantik, berwibawa, dan terlihat cerdas. Ia mengenakan kemeja batik dengan rok pendek sebahu. Rambutnya digelung menyisakan sedikit helai rambut di sisi kanan-kiri telinganya.

"Selamat datang di the Savannah. Perkenalkan Saya Revita, ada yang bisa saya bantu, Bapak?” Resepsionis bernama Revita menayap Mahesa ramah. Lesung pipinya nampak saat ia tersenyum.

“Saya mencari Andreas,” jawab Mahesa.

Revita menatap Mahesa bingung. “B-bapak Andreas?”

Mahesa mengangguk. “Owner,” kata Mahesa.


“Baik, Pak. Dengan siapa ya, Pak?” Revita mengangkat gagang teleponnya siap untuk menghubungi Aura, sekretaris Andreas.

“Mahesa,” Mahesa menjawab singkat. “Saya sudah membuat janji dengan Andreas,” jelas Mahesa.
R

evita tersenyum sambil mengangguk. Revita pun menghubungi Aura untuk memberitahu kehadiran Mahesa pagi itu. Kedatangan Mahesa, berdiri di depan resepsionis menarik perhatian beberapa tamu hotel yang beberapa diantaranya merupakan warga asing. Ketampanan Mahesa, postur tubuh tegap bak model menjadi pemandangan indah untuk mereka curi.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang