Menu [68] Rahasia
Mahesa mondar-mandir di dalam ruangannya. Hari ini adalah saat yang menegangkan untuknya. For the first time, Mama meminta bertemu dengan kekasih hati Mahesa. Halena, cinta pertamanya saja tidak memiliki kesempatan itu.
"Ini serius, Ma?" Mahesa mengulang kembali pembicaraan mereka pagi tadi.
Mama mengangguk.
"Untuk apa, Ma?"
"Memangnya Mama nggak boleh kenalan juga sama Kaira? Yudhistira aja sudah. Kanaya apalagi. Masa Mama belum?" jawab Mama.
Mahesa masih tidak yakin atas keinginan Mama.
"Cuma Mama, nggak sama Papa," ujar Mama.
""Tapi, Ma-"
"Apa yang kamu takutin sih, Sayang?"
Mahesa menghela nafas. Ia sendiri tidak yakin apa yang membuatnya takut selama ini untuk memperkenalkan kekasihnya pada Sang Mama.
"Mahesa," melihat anak bujang kesayangannya gelisah atas permintaannya, Mama berusaha menenangkan Mahesa. "Nggak ada yang perlu kamu khawatirin. Mama cuma mau kenalan aja, kok,"
"Beneran?" Mahesa memandang Sang Mama. Sekelebat memori tentang Eva dan Bianka membuatnya bergidik ngeri.
"Mahesa!" Mama cemberut. "Aku ini Mama kamu, lho! Masa kamu nggak percaya sama Mama?"
"Iya, Ma," Mahesa merangkul Mamanya dengan manja.
Sayangnya, hingga kini, Mahesa tetap merasa gelisah. Jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sebentar lagi, ia harus menjemput Kaira dan mengantarnya kerumah. Ia tidak tahu apa yang Mama rencanakan untuk Kaira selain mengajaknya lunch di luar.
"Chef?" rupanya kegelisahan Mahesa membuatnya tak mendengar panggilan Mario.
"Iya, Mario?" Mahesa menoleh. "Masuk," ia mempersilakhan Mario masuk.
"Kiriman daging merah sudah datang, Chef," kata Mario.
"Oke. Ayo kita cek bersama," Mahesa bergegas keluar dari ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...