Menu [53] Salah Tingkah

653 81 2
                                    

Menu [53] Salah Tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [53] Salah Tingkah

Kaira menutup pintu mobil Mahesa lalu berjalan cepat menuju toko dengan pandangan lurus tak berani memalingkan wajahnya. Tanpa sengaja ia berpapasan dengan Erika yang tengah menyemprot tanaman dengan pupuk.

"Mbak?" panggil Erika.

"Iya," Kaira hanya menjawab singkat lalu masuk ke dalam ruangannya.

Erika mengalihkan pandangannya ke arah Mahesa melalui pintu kaca yang terbuka. Mereka seolah mengerti satu sama lain tanpa mengucapkan satu patah kata pun. Melihat wajah Erika yang penuh tanda tanya, Mahesa hanya meringis kemudian ia pamit pulang.

Erika melepas sarung tangannya lalu menyusul Kaira.

"Mb-" belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, ia dikejutkan dengan tingkah Kaira di dalam. Wajah Kaira merah padam bak kepiting rebus! Ia terlihat gelisah dan beberapa kali memegang kedua pipinya. Ia meremas jemarinya, berdiri lalu mengintip keluar jendela melalui celah tirai.

"Adu-! Erika!" Kaira terkejut bukan main mendapati Erika berdiri di depan pintu, menyaksikan salah tingkahnya dengan senyum menggoda yang tidak ingin Kaira lihat saat ini.

"Lanjutin aja, Mbak," goda Erika. "Pura-pura nggak lihat, kok, aku," Erika menutup pintu pelan.

"Erika, ini nggak seperti yang kamu bayangin!" Kiara berdalih.

"Iyaa, iyaa," Erika menyahut dari balik pintu dan terdengar suara cekikikan.

Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan Kaira, Mahesa pun tengah dibuat salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, tidak jauh berbeda dengan Kaira, Mahesa pun tengah dibuat salah tingkah. Ia duduk di mobilnya yang sudah terparkir di garasi rumahnya. Ia memegangi dadanya. Jantungnya berdebar kencang tatkala mengingat momen bersama Kaira beberapa waktu yang lalu.

"Mahesa kamu bodoh banget!" Maki Mahesa pada dirinya.

Ia menatap telapak tangannya yang ia gunakan untuk merengkuh bahu Kaira dalam dekapannya.

"Nekat banget!" Tambahnya.

Saat melihat air mata Kaira menetes, pikiran Mahesa seketika buntu. Ia tidak bisa memikirkan hal lain selain mendekap Kaira yang terisak. Kaira hanya menangis, meluapkan semua rasa sakit di hatinya tanpa memberitahu Mahesa lebih jauh tentang itu. Yang Mahesa tahu, Kaira begitu lelah menghadapi masa lalu dengan Abi yang terus menghantuinya juga keluarganya yang berubah sepeninggal Kakaknya, Kaisya.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang