Menu [2] Coming Home

4.3K 223 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[2] Coming Home

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[2] Coming Home

Mahesa meletakkan kopernya di dalam kamarnya. Setelah lama menetap di Australia, akhirnya ia kembali ke rumahnya. Mahesa duduk di atas ranjangnya. Kali terakhir ia meniduri ranjangnya adalah saat ia baru saja graduated dari sekolah culinarynya. Setelah mendapat pekerjaan di Australia, terhitung Mahesa tidak pernah lagi kembali. Mahesa memejamkan matanya menghirup aroma wangi kamarnya. Sebagai putra bungsu, Mahesa sangat disayang oleh kedua orangtuanya, terutama Sang Mama. Mama memiliki kebiasaan membiarkan kamar Mahesa sama seperti terakhir kali Mahesa menempatinya. Tetap saja Mama membersihkan kamarnya agar bebas dari debu.

Dulu di rumah sebesar ini, Mahesa memiliki dua asisten rumah tangga, satu supir pribadi untuk Mama, satu perawat kebun, dan tiga security yang bekerja secara shift. Sekali lagi, Mahesa memiliki keluarga yang menyokong privilege yang dimilikinya. Namun sejak beberapa tahun lalu Sang Ayah pensiun sebagai pilot dan Mama mulai mengurangi jobnya sebagai Pengacara, Mama memiliki banyak waktu luang untuk mengurus rumah. Kini hanya tersisa satu asisten rumah tangga dan tiga security. Supir pribadi digantikan oleh Papanya yang dengan senang hati mengantar istrinya pergi kemanapun ia mau.

Mahesa merebahkan tubuhnya. Ia memandang ke arah layar ponselnya. Wajah Halena masih terpampang sebagai wallpaper fotonya. Hubungannya berakhir sejak beberapa bulan lalu namun hatinya stuck tertinggal pada sosok Halena. Masih ada tanda tanya yang tidak terjawab dalam benaknya. Mahesa membuka salah satu aplikasi chattingnya. Ia membuka kontak milik Halena. Foto profilnya sudah bersama pria lain. Mahesa tebak dia adalah pria Inggris dengan rambut blonde. Halena terlihat sangat bahagia. Terbesit rasa kecewa di hati Mahesa. Apa yang salah denganku? Apa Halena tidak bahagia bersamaku? I do anything for her. Batinnya bertanya-tanya. Nekat, ia menekan tombol panggilan. Kata 'Ringing' menghias layar panggilannya. Dipastikan panggilannya masuk ke ponsel Halena. Namun tidak ada jawaban. Tidak satu kali Mahesa mencoba menghubunginya. Hingga kali ketiga, Halena mengangkat panggilannya.

"What do you want?" tanpa menyapa, Halena langsung menyemprotnya dengan kalimat bernada ketus.

Mahesa diam untuk sesaat. "I..i just want to say hello," jawab Mahesa pelan.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang