Menu [50] Direct Massage
Yuk masih ada sisa sebelum kehabisan! Special Offer - 50 K dapat 2 ebook free 1 buku cetak freeong (Khusus area pulau Jawa)
"Bianka!" Lamunan Bianka terpecah saat Eva memanggilnya dengan keras.
"Bianka, everything's okay?" Pandu, Sang Fotografer bertanya.
"I..i'm okay," Bianka terbata. Ia kembali berpose pada pemotretan untuk seleksi ajang fashin show besar yang akan datang beberapa minggu lagi. Namun Pandu merasa pose Bianka terasa kaku. Ia keberatan untuk memotretnya.
"Mending kamu istirahat dulu, deh," saran Pandu. "Nggak bagus nanti hasilnya," lanjutnya.
Mau tidak mau, Bianka menurut. Ia sadar diri, pikirannya tengah melayang jauh dan tak fokus akhir-akhir ini. Ia pun duduk di sofa sembari menenggak minuman dingin dari botol.
Eva tidak puas dengan Bianka hari ini. Dia pun datang, siap untuk mengomeli putri satu-satunya itu.
"Kamu kenapa, sih? Kamu mau gagal di seleksi ini?! Ini kesempatan kamu untuk raih cita-cita kamu! Semua model yang tampil disana nantinya akan ikut serta dalam fashion show di Paris. Paris Bianka! Paris! Kamu tahu apa artinya, 'kan?!" Ucap Eva setengah memaki.
Bianka menghela nafas. "Maaf, Bu. Aku sedikit lelah," Bianka berdalih. Namun Eva tidak berhenti sampai disitu.
"Ibu memperhatikan kamu beberapa hari terakhir, kerjamu buruk, Bianka! Posemu kaku! Kamu nggak natural di depan kamera. Ini bukan kamu! Kamu mikirin apa, sih?!" Omelnya.
Bianka hanya bisa diam dan tidak berani untuk melawan walaupun hatinya merasa lelah dengan obsesi Eva menjadikannya supermodel.
"Lima belas menit, setelah itu kamu harus kembali seperti Bianka putriku, model yang tengah meroket namanya," Eva menegaskan lalu pergi keluar dari ruang pemotretan.
Bianka menarik nafas dalam-dalam. Ia mengeluarkan ponselnya, berharap menemukan sesuatu di media sosialnya yang bisa membuatnya sedikit relax. Ia pun membuka aplikasi berbagi foto miliknya. Ribuan notifikasi dan ratusan komentar muncul pada kolom komentar foto yang ia unggah beberapa hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomantikSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...