Minal Aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin ya guyss ❤❤❤
[Menu 17] Berakhir
Mahesa memandang Bianka lekat. Dia tampak memukau di atas catwalk. Ia mengenakan gaun berekor panjang rancangan salah satu desainer ternama. Ia membawakan gaun dengan tema Royal Wedding. Bianka bak seorang putri yang berjalan di altar, menghampiri sang Pangerannya. Fashion show bertemakan pernikahan yang diisi dengan berbagai macam stand Wedding Organizer di salah satu hotel ternama ini tidak hanya memukai Mahesa, tetapi juga para tamu undangan lain.
Mahesa tersenyum. Tidak hanya takjub dengan paras ayu Bianka, ia juga takjub dengan kerja keras Bianka. Hidup di dunia modelling dengan banyak persaingan didalamnya, gaya hidup yang terjaga agar tubuh tetap fit dan prima, pasti tidak mudah bagi siapapun yang tengah merintisnya
Tanpa terasa acara pun usai setelah para disainer muncul bersama para modelnya. Setelah itu satu per-satu tamu undangan keluar dari ruangan. Mahesa segera mengambil buket bunga untuk Bianka dan menunggunya di pintu keluar backstage.
Mahesa merasa grogi. Kakinya menepuk-nepuk lantai, berusaha mengatur nafasnya. Tak lama kemudian, yang ditunggu pun datang.
"Terima kasih sudah datang, Kak!" Bianka langsung memeluk Mahesa.
"Kamu hebat," puji Mahesa sembari menyerahkan buket bunga untuknya.
"Awww terima kasih! Cantik bunganya! Oh iya, aku mau kenalin kamu ke Ibuku, yuk!" Bianka menarik tangan Mahesa.
"Hah? Ibu kamu?" Mahesa menghentikan langkahnya.
"Iya, Ibu aku. Kenapa?"
Mahesa menelan ludah. Bukan ia tidak mau, tetapi ia merasa, ia belum siap untuk itu. "Apa..kamu yakin?"
Bianka justru tertawa melihat wajah Mahesa yang mendadak pucat. "Kamu nggak usah takut, Kak. Cuma dikenalin aja, Kok. Ibu aku selalu ingin tahu dengan siapa aku berteman. Kamu 'kan nggak disuruh untuk melamar aku," ledeknya.
Mahesa tersipu malu. Ia pun mengikuti Bianka menuju ke dalam restaurant. Katanya, Ibunya menunggu disana. Jantung Mahesa berdebar. Ia gugup. Ia takut keberadaannya tidak diterima oleh Sang Ibu walaupun hanya sebatas teman saja.
"Ibu!" Bianka menyapa seorang wanita berusia lima puluh tahunan. Rambutnya yang sebagian memutih disanggul rapi di belakang. Mendengar suara putrinya, Sang Ibu menoleh. Mata Mahesa beradu pandang dengannya. Tentu saja Sang Ibu sedikit terkejut melihat putri kesayangannya berjalan bersama seorang pria yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Kak Mahesa, kenalkan, ini Ibu aku," riang, Bianka memperkenalkan mereka.
Mahesa berniat menyalami Sang Ibu, namun Sang Ibu menolak. "Tidak perlu seformal itu, Mahesa," Ibu tersenyum. "Aku Eva, ibu dari putri kesayanganku satu-satunya," kata Eva memperkenalkan diri dengan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...