Menu [19] Resign
Mahesa memandang sekeliling dapurnya. Terasa ada yang kurang pagi hari ini. Timnya, tidak lengkap.
"Bisma, mana Kaira?" Mahesa menyadari Kaira tidak ada pagi hari ini. "Terlambat?"
Bisma menggeleng, "dia tidak mengatakan apapun, Chef," lapor Bisma.
"Apa-apaan anak itu, seenaknya saja berangkat terlambat," omel Mahesa. "Hubungi dia. Pekerjaan kita banyak hari ini. Ada tamu hotel yang harus kita jamu dengan baik,"
Bisma mengangguk lalu bergegas untuk menghubungi Kaira. Lama berselang, Bisma kembali. "Tidak ada jawaban. Pesan juga tidak dibalas, Chef," kata Bisma.
Dahi Mahesa mengerut. Aneh sekali sikap Kaira pagi ini. Dia tidak pernah absen tanpa kabar. Dia memiliki ketepatan waktu yang tinggi diluar sikapnya yang kerap ceroboh dalam bekerja. Ingatan Mahesa berputar saat mereka tanpa sengaja bertemu di Bandara saat mengunjungi ibu kota. Sikap Kaira yang aneh akhir-akhir ini semakin menguatkan kecurigaannya soal apa yang sedang terjadi. Kaira tidak bersemangat akhir-akhir ini. Pandangannya sering kosong. Langkahnya pun gontai. Ekspresinya seperti menanggung beban berat di pundaknya. Mahesa menyadari itu. Namun ia pikir, mungkin saja Kaira sedang red day sehingga moodnya seburuk itu. Ia tidak begitu peduli selagi pekerjaan Kaira tidak terganggu. Namun kini, ia merasa, sepertinya Kaira tengah menghadapi masalah.
"Kamu tahu dimana rumah Kaira?" tanya Mahesa pada Bisma.
Bisma menggeleng. "Seharusnya Rora dari HRD tahu dimana alamatnya," jawab Bisma.
Mahesa menganggukkan kepala. "Mau kerumah Kaira, Chef?" tanya Bisma penasaran.
Mahesa diam tak menanggapi. "Kembali bekerja. Kita kekurangan satu tim jadi Paula dan Ivanka harus bekerja lebih keras menutup kekurangan yang ada," titah Mahesa.
Mahesa masuk ke dalam ruangannya. Duduk gelisah di dalam sana. Entah mengapa tingkah laku Kaira selalu mencuri perhatiannya. Seharusnya, ia tidak perlu ambil pusing soal Kaira. Namun, hatinya justru berkata lain. Ketidakhadiran Kaira di dapurnya membuatnya merasa tidak lengkap. Namun Mahesa meyakinkan dirinya, rasa tidak tenang yang ia rasakan kini semata-mata karena ia adalah atasan Kaira, bukan karena ia menyukai bawahannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...