Menu [56] Masalah

704 89 5
                                    

Menu [55] Masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [55] Masalah

Malam itu, dapur Mahesa disibukkan oleh acara makan malam seorang konglomerat yang diadakan di hotel. Para staff restaurant hilir mudik keluar-masuk dapur membawa nampan berisi berbagai macam masakan. Sementara itu di resto, para tamu undangan –mengenakan fancy dress dan tuxedo—masuk dan duduk di tempat masing-masing. Obrolan renyah terdengar diantara mereka sembari menunggu makanan datang.

"Abe?" Mahesa mendekati Abe yang yang tengah menata croquette di atas appertizer plate.

"Hot appertizer complete, Chef. Cold appertizer on the way," lapor Abe.

Mahesa mengangguk lalu kembali berjalan mendekati Mira, Chef de Partie Main Course. "Mira?"

"Everything under control, Chef!" lapor Mira sembari mengolah makanan berbahan dasar bebek itu.

"Bisma?" Kali ini ia mendekati Bisma dan teamnya, Paula dan Ivanka yang tengah menyiapkan dessert sebagai pencuci mulut.

"Yes, Chef!" Bisma mengisyaratkan teamnya tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Mahesa mengangguk puas. Kemampuan para Chef di dapurnya memang tidak perlu diragukan lagi. Mereka telah melewati serangkaian tes –yang cukup ketat—hanya untuk dapat berdiri di belakang counter dapur ini.

Di tengah kesibukan itu, tiba-tiba seorang staff restaurant masuk ke dalam dapur dengan wajah pucat.

"Chef! Ada masalah," adunya. Sontak, seluruh chef ikut terdiam.

Tanpa bertanya, Mahesa langsung mengikuti staff itu menuju restaurant. Ia tidak ingin konsentrasi para Chef lain terganggu. Melihat wajah staff restaurant yang pucat pasi, Mahesa menduga ini bukan masalah sepele.

"Mana Chefnya?!" Baru saja menginjakkan kaki di restaurant, Mahesa mendengar teriakan marah salah satu tamu pria bertubuh tinggi besar. Ia berdiri dengan wajah merah penuh amarah.

Bahu staff restaurant itu menegang. "I-ini-!" Staff restaurant gemetar tatkala tamu itu membentak Mahesa.

"Jadi kamu Chefnya?! Kamu lihat ini!" Tamu itu menunjuk kasar croquette di atas plate. "Lihat baik-baik pakai mata kamu itu!" Makinya.

Mahesa berjalan mendekat. Ia kemudian mengangkat plate itu, memperhatikan sesuatu yang bergerak dibalik garnish.

Betapa terkejutnya Mahesa mengetahui ada dua belatung yang menggeliat keluar dari bawah croquette.

"Kamu mau menyajikan sampah untuk kita, hah?!" Tamu itu meremas croquettenya dan melemparnya ke wajah Mahesa.

Mahesa tetap berdiri tegap dan berusaha profesional. Terlebih saat Sang Empunya Acara, Konglomerat berusia enam puluh tahunan mendekatinya dengan tampang masam.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang