Menu [68] Bodoh
Berat, Mahesa melangkah mendekati Kaira. Kaira menyadari kedatangannya.
"Oh, hai," mendadak terasa canggung diantara mereka.
Mahesa duduk di hadapan Kaira, memandangnya penuh rasa bersalah.
"Kaira, I'm so sorry," sesal Mahesa.
Kaira memandang Mahesa nanar. Ia pikir, Mahesa telah memutuskan untuk kembali padanya dan meminta maaf untuk mengakhiri hubungan ini.
"Nggak apa-apa, Chef,"
Mahesa sedikit tersentak. Kaira kembali memanggilnya dengan sebutan itu, sebutan yang membuat jarak diantara mereka.
Mahesa menggeleng dan meraih tangan Kaira,"Kaira, aku benar-benar menyesal. Maafkan aku, Kaira," pinta Mahesa.
Kaira mengangguk tanpa bertanya apa-apa. Sikapnya terasa dingin menusuk hati Mahesa. Mahesa tidak bisa menyalahkan Kaira. Ini kesalahannya yang plin-plan dan tidak tegas soal hati.
"Aku tidak keberatan kamu semarah ini. Ini kesalahanku. Seharusnya aku tegas mengatakan kalau kamu pacarku didepan Halena,"
Kaira hanya tersenyum kecil. Ia bungkam, semakin membuat Mahesa menyesal lebih dalam.
"Kaira-"
"Aku tidak keberatan kamu kembali padanya, Chef," ucap Kaira akhirnya.
"Aku lebih memilih tetap bersamamu, Kaira," Kaira terdiam mendengar jawaban Mahesa. "Maaf aku membuatmu kecewa. Ini salahku. Tapi aku..tetap ingin mempertahankan hubungan kita,"
Kaira melirik Mahesa.
"Aku minta maaf, ya?" Mahesa menatap Kaira penuh harap.
Kaira menggeleng. "Aku sudah pernah bilang, 'kan? Tidak perlu sedikit-sedikit meminta maaf. Lakukan saja apa yang kamu mau, Chef," kalimat Kaira terdengar menusuk hati.
"Jangan panggil aku itu, Kaira," pinta Mahesa sedih. Setiap kali Kaira memanggilnya seperti itu, jarak semakin jelas terbentuk dan Mahesa tidak ingin mengalaminya untuk kedua kali.
Kaira menghela nafas panjang. Rasanya tak tega melihat Mahesa memohon seperti itu.
"Aku tidak marah, Mahesa," ujar Kaira akhirnya. "Aku.." Kaira menghentikan kalimatnya.
"Kamu pasti kecewa," sambung Mahesa seolah mengerti.
Kaira mengangguk pelan. "Aku..tidak tahu siapa wanita itu. Melihatmu seperti itu, aku pikir, kamu memang belum selesai dengan masa lalumu," balasnya lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...