(6) Move On
Malam itu, Mahesa pulang ke rumahnya. Tanpa terasa sudah dua bulan lamanya ia bekerja di the Savannah. Perubahan aktivitas pekerjaannya tidak cukup berbeda secara signifikan. Dulu, semasa masih berada di Australia, Mahesa bekerja mulai dari jam 10 pagi hingga pukul 10 malam –hanya sampai restaurant tutup—. Sama halnya di the Savannah, ia pun bekerja selama dua belas jam dengan catatan tidak ada event penting yang diselenggarakan di restaurant hotel. Selama sebulan terakhir, ia telah memimpin dapurnya menyiapkan seluruh masakan terbaik mereka untuk tamu VVIP, pesta pertunangan, pesta pernikahan yang dihadiri hingga ribuan tamu, hingga pertemuan para selebriti dan orang-orang penting. Mahesa sampai-sampai harus menginap di hotel karena banyaknya event berurutan yang tidak akan sempat ia handle jika ia kembali ke rumah.
Dibawah kepemimpinan Mahesa, tidak ada masalah berarti yang harus dihadapi. Mahesa bisa dibilang telah menjadi anak kesayangan Baron. Tidak ada masalah bukan berarti sama sekali tidak ada. Keberadaan Kaira di dapur masih menjadi batu sandungan bagi para tim. Sebenarnya, pekerjaan Kaira bagus, dia menyiapkan semua kebutuhan para chef dengan sangat baik. Ia juga peka dan bisa membedakan dengan akurat bahan masakan mana yang masih bisa digunakan dan tidak lagi segar walaupun tampilan keduanya terlihat sama. Plus-minus dalam diri Kaira membuat Mahesa ragu mengeluarkannya dari dapur.
- Hai, Kak Mahesa. Gimana? Jadi dine out?
Mahesa membaca pesan masuk yang dikirim oleh Bianka, teman wanita yang baru dikenalnya seminggu terakhir. Selain itu, Bianka adalah teman Fadhil, teman Mahesa di bangku SMA yang kini menjalankan bisnis property. Mahesa memutar memori saat ia tanpa sengaja bertemu dengan Fadhil saat Fadhil tengah menjadi pengunjung restaurantnya. Wajah Mahesa yang tidak banyak berubah cukup dikenali oleh Fadhil. Pun, mereka berteman di media sosial.
Saat itu, Mahesa tengah mengecek ketersediaan makanan di setiap stall. Beberapa staff berjaga disana. Fadhil yang kebetulan sedang menjamu klientnya disana tanpa sengaja melihat Mahesa.
"Mahesa!" Mendengar sebuah panggilan, Mahesa menoleh.
"Fadhil?" Mahesa segera menghampiri Fadhil. Mereka pun berbincang. Tidak lupa Mahesa meminta komentar Fadhil mengenai hasil masakan timnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...