Menu [45] Jarak

996 140 9
                                    

Menu [45] Jarak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [45] Jarak

Mahesa sontak beranjak dari tempatnya. Cepat-cepat ia menghampiri wanita yang tengah celingukan itu.

"Kaira," panggil Mahesa pelan.

Kaira, wanita yang ia lihat, terkejut mendengar suara Mahesa.

"C-chef?" Kaira terbata. Ia menoleh ke sekeliling. "K-kok Chef disini?" tanyanya gelagapan.

"Kamu sendiri ngapain disini?" Mahesa balas bertanya, tak menyangka bertemu Kaira disini.

"Mbak Kanaya...undang aku ke sini," Mahesa sontak kaget.

"Mbak Kanaya client tetap di tokoku," tambah Kaira.

Mahesa semakin dibuat kaget. Ia tidak tahu Kaira dan Kanaya sedekat itu hingga diundang datang ke privat partynya.

"Chef sendiri...kenapa disini?"

"Oh itu-"

"Lho?" di tengah kecanggungan mereka berdua, suara Yudhistira memecahkan suasana. "Pacar Mahesa datang!" Hebohnya.

Seketika kerabat Mahesa menoleh. "Pacar Mahesa?!" Kasak-kusuk terdengar diantara mereka. Seluruh pandangan tertuju pada mereka.

"Kak!" Pekik Mahesa keras. "Kamu apa-apaan, sih!" Mahesa dibuat kesal dengan ulah Yudhistira yang tanpa rasa bersalah justru tertawa mengejeknya.

"Jadi ini pacar Mahesa?" tiba-tiba Tante Rahma sudah berdiri di dekat Kaira.

Mahesa mendelik. Tante Rahma adalah tante ter-julid di keluarganya. Dia tidak segan mencela kekasih para keponakannya. Kanaya adalah salah satu korbannya. Beberapa kali Tante Rahma mencela Arya yang tidak sesukses Kanaya. Untuk kali ini, ia tidak ingin Tante Rahma mengusik Kaira.

"Permisi, Tante," Mahesa meraih pergelangan tangan Kaira lalu menariknya pergi, menjauh dari kerumunan yang diciptakan oleh Yudhistira –yang saat ini tengah menjulurkan lidahnya, puas akan kegaduhan yang ia ciptakan—

"Maaf soal kakakku," ucap Mahesa tidak enak hati.

Kaira hanya tersenyum kecil sembari mengangguk dan menunduk. Ia tidak menatap balik Mahesa yang tengah memandangnya.

"Aku nggak tahu kalau Kak Kanaya client kamu," ujar Mahesa.

"Setiap dua hari sekali, tokoku memasok bunga segar untuk toko-tokonya," ungkap Kiara.

Mahesa tertegun. Ia seperti tengah dipermainkan oleh takdir. Kaira seperti terikat pada keluarganya. Mulai dari dapur yang ia pimpin, hingga Kanaya, kakaknya sendiri.

"Kanaya itu, kakak perempuanku," beber Mahesa.

Tentu saja Kaira tidak menyangka mendengarnya. "Mbak Kanaya?" tanyanya meyakinkan.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang