Menu [18] Berakhir - 2

1.6K 154 4
                                    

Menu [18] Berakhir - 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [18] Berakhir - 2

Mahesa menatap jam tangannya. Pukul tujuh malam. Bianka dan Ibundanya belum juga datang. Mahesa menunggu dengan gelisah. Pikirannya dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan pertanyaan yang bisa saja dilontarkan oleh Ibunda Bianka. Salah menjawab, hubungan mereka taruhannya. Mahesa bukan tidak siap kalau-kalau Ibunda mempertanyakan tujuannya mendekati Bianka. Usianya sudah kepala tiga. Main-main sudah bukan tujuannya. Terlebih, sebelum ini, Mahesa menjalin hubungan serius hanya dengan Halena saja. Kisah romansa masa sekolahnya tak masuk dalam hitungan. Cinta monyet alasannya. Mahesa hanya bermain-main dan tidak begitu mengambil pusing soal hubungan asmara di bangku sekolahnya. Kini, setelah Halena, ia ingin kembali membuka kisah cintanya bersama Bianka, wanita periang, ceria, yang sanggup menghidupkan suasana bersama dirinya yang kaku.

Tak lama berselang, Bianka, tetap terlihat sangat cantik mengenakan gaunnya, datang bersama Ibundanya. Mereka berdua menyita perhatian pengunjung resto yang lain. Mereka tampak elegan dan berkelas. Mahesa seketika berdiri, menyapa kedatangan mereka. Tanpa menunda makan malam, mereka kemudian memesan menu.

"Mahesa, kamu bekerja dimana?" tanya Eva setelah pelayan pergi.

"Kan sudah kuberi tahu dia seorang Chef bintang lima, Ibu," potong Bianka. Bianka tampak tidak nyaman namun berusaha menutupinya di hadapan Mahesa.

"Ibu yang ingin mengobrol dengan temanmu ini," balas Eva.

Bianka diam. Aneh bagi Mahesa, Bianka terasa berbeda. Sesuatu seperti menekan dirinya. Auranya tidak seceria saat mereka hanya berdua.

"Aku Chef di the Savannah, Tante," jawab Mahesa.

"Sebagai apa?"

"Chef de Cuisine," jawab Mahesa lagi.

Eva manggut-manggut. "Pekerjaanmu bagus, Mahesa. Kamu juga pasti memiliki selera yang bagus. Terlihat dari kamu mengajak kami kesini, sebuah restaurant kelas atas,"

"Aku hanya ingin berkenalan dengan baik, Tante," dalih Mahesa menolak pujian Eva.

Eva pun tertawa. Ia kemudian berbisik pada Bianka. Mahesa terus memperhatikan Bianka. Ada perdebatan kecil diantara mereka berdua. Sayangnya Mahesa tidak bisa mendengar masalah apa yang mereka bicarakan. Bianka terlihat keberatan namun Eva terus mendesaknya.

"Kak, aku ke toilet dulu, ya," Bianka tiba-tiba berdiri dari kursinya lalu berjalan dengan kesal.

"Apa..semua baik-baik saja?" Mahesa mulai khawatir.

Eva mengangguk. "Perfect. Oke kita lanjutkan lagi pembicaraan kita. Mahesa, Bianka adalah putriku satu-satunya. Sedari kecil, aku melakukan yang terbaik untuk putriku. Bagaimana pendapatmu soal putriku ini?"

Mahesa tersenyum. "Putrimu itu wanita yang ceria. Dia penuh semangat dan optimis. Dia membawa energi positif untuk sekitarnya,"

Eva pun setuju. "Benar. Lalu, apa tujuanmu mendekati putriku? Hanya bermain-main, atau..kamu punya tujuan tersendiri?"

Mata Mahesa membulat. Tebakannya benar, Eva pasti meminta kepastian soal perasaannya. Orangtua mana yang sudi jika anak gadisnya dipermainkan oleh seorang pria.

-Isi Menu [18] Berakhir Selengkapnya hanya di ebook
Googleplay store : Kata kunci Roxabell212
Author di : 085 726 266 846

-Isi Menu [18] Berakhir Selengkapnya hanya di ebookGoogleplay store : Kata kunci Roxabell212Author di : 085 726 266 846

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang