Menu [75] Takdir Tuhan

531 77 5
                                    

Menu [75] Takdir Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menu [75] Takdir Tuhan

Siang itu, Mahesa menatap jauh keluar melalui jendela ruangannya yang berada di lantai tiga the Savannah. Ia menggenggam ponselnya erat. Fotonya bersama sang kekasih, Kaira, telah menjadi wallpaper ponselnya selama beberapa bulan terakhir. Ia menarik nafas dalam. Pikirannya mengenang masa-masa perkenalan mereka.

Ketidaksadaran Kaira akan kehadirannya di dapur, di hari pertamanya bekerja, rupanya menjadi langkah pertama hubungan mereka berdua. Tingkah cerobohnya pun telah menarik perhatiannya, menjadi jalan bagi hatinya untuk membuka lembaran baru, setelah kegagalan hubungannya dengan Halena, cinta pertamanya.

Ia pun mengulas kembali kenangannya saat ia memergoki Kaira muncul dengan wajah yang sembab dan pucat di hari pernikahan Heera dan Abi. Siapa sangka jika Sang Pengantin pria adalah mantan kekasih yang meninggalkannya tanpa kata.

Semakin hari, matanya semakin tidak bisa lepas dari sosok cook helpernya itu. Walaupun diluar, para Chef melihat Mahesa begitu serius dalam pekerjaannya, nyatanya Mahesa akan mencari celah kesempatan untuk melirik Kaira. Kala itu, tidak ada rasa cinta untuknya, hanya sebatas rasa penasaran yang tertanam dalam.

Dibalik kepemimpinannya yang tegas, Mahesa rupanya tak tega melihat Kaira menjadi bulan-bulanan para Chef. Diam-diam ia mencoba memahami Kaira dan berhasil menemukan peran dan potensi Kaira di dapurnya. Wedding Cake Abi dan Heera adalah bukti nyata keahlian seseorang akan terlihat jelas di tempat yang tepat.

Mahesa pikir, perasaannya hanya sebatas atasan yang iba pada bawahannya. Ternyata ia salah Perasaannya baru terasa aneh dan berubah kala Kaira tiba-tiba mengundurkan diri dari dapurnya. Ia tak nyaman dan dadanya terasa sesak, seolah tak siap jika tak melihat Kaira didapurnya. Mencoba merelakan, ternyata Mahesa tak sanggup. Semakin hari, perasaannya semakin berat dan sedih tanpa ia mengerti apa maksud dari semua ini.

Pertemuan mereka kembali pun telah diatur oleh Tuhan saat Kaira ditunjuk sebagai vendor florist untuk pertunangan Kalila dan Derric. Saat mengetahui Kaira menjadi mitra, jantungnya berdebar kencang. Ada perasaan bahagia yang tidak bisa ia ungkapnya. Lagi-lagi, ia tidak mengerti akan perasaannya, denial akan kemungkinan ia mulai menyukai Kaira selepas ia pergi.

Pertunangan Kalila dan Derric menjadi pintu gerbang dimulainya hubungan mereka berdua. Mahesa akhirnya menyadari perasaannya. Ia menyukai Kaira. Ia ingin berada didekatnya dan membahagiakan gadis itu. Walaupun Kaira membangun dinding tebal yang sulit ia tembus, menciptakan jarak yang sulit ia kejar, nyatanya tekad Mahesa jauh lebih besar.

Salah paham diantara mereka berdua datang silih berganti. Hal itu tetap tidak menyurutkan 'api perjuangan' Mahesa demi mendapatkan pujaan hatinya. Pada akhirnya, usaha tidak pernah mengkhianati. Mahesa berhasil meluluhkan Kaira dan menjadikannya seorang kekasih. Tanpa terasa, hubungan mereka telah berjalan enam bulan. Sebagaimana layaknya pasangan pada umumnya, beberapa pertengkaran kecil kerap mereka hadapi. Namun dalam usia dewasanya, mereka sanggup menyelesaikannya dengan baik. Mereka terlihat kompak dan saling mendukung pekerjaan satu sama lain.

Yes, Chef! End - Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang