Menu [1] - Privilege
Mahesa memperhatikan Yudhistira, kakaknya, yang tengah sibuk berkutat di dapur. Tangan Yudhist, begitu sapaan Sang Kakak dipenuhi dengan tepung terigu. Meja dapur berantakan oleh gula, meses, dan selai. Ia tidak tahu pasti apa yang sedang diperbuat kakak sulungnya. Yang ia tahu, setiap kakaknya selesai 'mengobrak-abrik' dapur, akan terhidang camilan yang enak dengan bentuk yang lucu. Mata Mahesa kemudian berpindah ke arah Kanaya, kakak keduanya. Berbeda dengan Yudhist yang belepotan dengan tepung terigu, kakak perempuannya itu sibuk mengolah beberapa bahan mentah seperti sayuran dan daging. Mereka berdua sangat sibuk disana.
"Tunggu, ya, Sa!" Kanaya mengedipkan matanya ke arah adik bungsunya itu. Mahesa tersenyum lebar. Sama seperti hasil tangan Yudhist, masakan Kanaya pun menggugah selera siapa saja yang melihat. Tidak sekedar memasak lalu dipindahkan ke piring, Kanaya juga mengatur penampilan makanannya sedemikian rupa cantiknya hingga rasanya sayang untuk memakannya.
"Lapar, ya?" Mahesa menoleh ke arah suara. Rupanya Mamanya baru saja pulang dari pasar bersama Mbak Nina, asisten rumah tangganya. Tangan Mbak Nina penuh dengan kantung-kantung kresek makanan.
"Ma..ma," panggil Mahesa terbata.
Mama mengangkat Mahesa lalu memangkunya. Mama membersihkan kotoran mata yang terselip di sudut mata Mahesa. Mahesa masih tidur saat Mamanya pergi ke pasar. Ia bangun karena mendengar peralatan masak beradu di dapur.
"Anak Mama sudah bangun," Mama memeluk Mahesa dengan erat.
"Mama bawa..apa?" tanya Mahesa.
"Coba tebak Mama beliin kamu apa?" Mama menjawab.
"B-bolu?" tebak Mahesa.
Mama mengacungkan jempolnya. Mahesa sangat menyukai bolu. Dia jatuh cinta dengan rasa manis-gurih sejak pertama mulutnya diperkenalkan dengan kue-kue. "Bolu pandan," kata Mama.
Alis Mahesa mengerut. "Pa..ndan?" Mahesa memandang Mamanya bingung. Ia tidak pernah mendengar kosa-kata itu.
"Iya, Pandan. Bolunya warna hijau," jelas Mama. Mama meraih sekotak bolu dari kantung kresek lalu membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomantikSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...