Menu [58] Hot Choco
Mobil Mahesa berhenti di depan halaman toko Kaira. Sepanjang perjalanan, pikirannya buntu. Alam bawah sadar menuntunnya kesini. Tampak dari dalam mobilnya, rolling door terbuka sedikit –seperti kebiasaan Kaira—yang kerap membuat Mahesa khawatir.
Mahesa menarik nafas panjang lalu turun dari mobilnya. Ia melangkah menuju toko dengan tangan terselip di saku jaket tebalnya. Hawa malam itu terasa sangat dingin.
Sesampainya di dalam, ia mendapati Kaira masih berkutat dengan pekerjaannya.
"Kaira," suara Mahesa mengejutkan Kaira.
"Chef?!" Kaira langsung meletakkan gunting dan menghampiri Mahesa. "Ada apa kesini?"
Mahesa menggeleng. "Just another bad day," jawabnya.
Kaira langsung mengerti dari ekspresi Mahesa yang sayu tak bersemangat. "Duduk, Chef," Kaira meraih pergelangan tangan Mahesa dan menyuruhnya duduk di sofa. "Aku punya hot choco," ucapnya sembari membuatkan segelas cokelat panas.
"Aku cuma..mau lihat kamu aja," ucapan Mahesa terdengar lirih.
Untuk sesaat Kaira terdiam. Walaupun ia mengetahui perasaan Mahesa terhadapnya, mendengar Mahesa berkata seperti itu tetap mengagetkan Kaira, seolah menjadi hal baru baginya.
"Kamu belum pulang?" Mahesa mengganti topik pembicaraan. Ia penasaran sedang apa crushnya itu hingga selarut ini.
Kaira menyodorkan dua gelas hot choco diatas tea table. "Ada pesanan mendadak,"
"Aku mengganggu?" Mahesa menatap Kaira.
Kaira tersenyum lalu menggeleng. "Nggak. Aku malah senang ada yang temenin," ia terkekeh.
"Banyak?" Mata Mahesa menyorot beberapa artificial flower yang menumpuk di sudut counter.
"Lumayan, dari dua puluh buket tinggal empat belas lagi. Untuk acara wedding expo," Kaira meringis.
"Kapan deadline?" tanya Mahesa lagi.
"Besok pagi," jawab Kaira.
Mahesa mendelik. "Besok?! Kenapa nggak kamu tolak aja? Ini baru dua yang kamu kerjain?!"
"Ini kesempatanku biar tokoku lebih dikenal, Chef," Kaira berdalih.
"Kamu biarin staff lain pulang lalu kamu kerjain sendirian?!" Mahesa tidak mempercayai apa yang ia dengar.
"Mereka punya kehidupan sendiri, Chef, nggak bisa aku tahan mereka disini,"
"Lalu kamu sendiri nggak mikirin kehidupanmu?!" Balas Mahesa dengan nada tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...