Menu [54] Teman Lama
Ting tong! Sore itu, terdengar bel rumah Kaira berbunyi. Bi Lim yang sedang di dapur meracik bahan makanan untuk makan malam nanti bergegas membukakan pintu.
"Halo!" Melihat Bi Lim membuka pintu, Paula langsung menyapa.
"Halo, Bu. Mau cari siapa?" tanya Bi Lim sopan.
"Wanda ada, Bi?" tanya Paulin ramah.
"Oh ada, Bu. Silakhan masuk," Mereka pun masuk ke dalam sementara Bi Lim memanggil Mama Kaira. Saat itu, Mama Kaira sedang berada di kamar Kaisya.
"Bu, ada tamu," Bi Lim mengetuk pintu perlahan.
"Iya, Bi. Sebentar," terdengar lirih-parau jawaban dari dalam kamar.
Bi Lim menghela nafas. Hari ini Mama Kaira banyak mengurung diri di kamar Kaisya. Walaupun sudah tak lagi berhalusinasi seperti dulu, Mama Kaira masih meratapi kepergian putri kesayangannya. Setiap hari Bi Lim mendengar suara Mama Kaira yang berbicara dengan putrinya melalui foto, mengatakan betapa ia merindukan Kaisya dan berharap waktu bisa diputar.
Sembari menunggu Mama Kaira keluar, Bi Lim membuatkan minuman untuk tamunya.
"Ditunggu sebentar ya, Bu, Ibu sedang siap-siap di kamar," ucap Bi Lim sambil meletakkan gelas minuman di atas meja tamu.
Tak lama berselang, Mama Kaira keluar dari kamar dan menemui mereka. Mama Mahesa yang pertama berdiri menyambut kemunculan Mama Kaira. Diantara mereka, memang Mama Mahesa yang bisa dikatakan lebih dekat dibanding lainnya. Sebab, Mama Mahesa pernah menjadi pengacara yang ditunjuk oleh perusahaan Ayah Kaira.
"Wanda, apa kabar?" Mama Mahesa menyalami Mama Kaira lalu saling bercipika-cipiki disusul oleh yang lainnya.
"Ira? Anita?" Mama Kaira mengenali Mama Mahesa dan Anita, tetangga satu kompleksnya. "Kalian semua ada apa kesini?" Mama Kaira bingung karena sudah bertahun-tahun tidak bertemu mereka.
"Mau main aja. Udah lama kita nggak kumpul begini," Paulin beralasan. Tidak mungkin ia mengatakan alasan secara gamblang.
"Ayo duduk," Mama Kaira mempersilahkan mereka untuk kembali duduk. "Bi Lim, beli camilan di depan sana ya," Mama menyodorkan selembar seratus ribuan pada Bi Lim.
"Nggak usah repot-repot, Wanda," tolak Anita halus.
"Nggak apa-apa, kok, aku juga sedikit lapar," Mama Kaira tertawa.
"Kamu gimana kabarnya sekarang?" Paulin membuka topik obrolan.
Mama Mahesa memandang Mama Kaira. Sekilas tampak tidak ada yang ganjil dengan Mama Kaira kecuali tubuhnya yang jauh lebih kurus dibanding saat mereka masih sering bertemu. Tapi jika diamati lebih jauh, raut wajah Mama Kaira begitu lelah dan sayu. Seperti tidak ada energi dalam tatapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...