Menu [61] Call Me Mahesa
Mahesa menjauhkan bibirnya, "I love you, Kaira. Please, believe in me," ucapnya lirih.
"Chef," air mata Kaira kembali jatuh. Mahesa kemudian mendekapnya erat-erat. "I'm so sorry. Ini jebakan Bianka untuk kita. I swear!"
"H-How can I believe in you, Chef?" Kaira menggeleng keras. "Bianka...dia ternyata yang bersamamu di café waktu itu, 'kan? Wanita yang sempat kupikir..sebagai kekasihmu, Chef," ungkit Kaira. Rasa takut menyelimuti hatinya. Kejadian ini telah memercik trauma akan hubungannya dimasa lalu dengan Abi. Ia takut jika ia harus merasakan sakitnya patah hati untuk kedua kalinya. Ia tidak tahu harus percaya atau tidak dengan Mahesa.
Mahesa mendorong bahu Kaira. Ia mengusap air mata Kaira lalu merapikan rambut Kaira yang berantakan. "Ikut aku," ajak Mahesa.
"Kemana?" Kaira menahan diri.
"Aku buktikan kalau ini jebakan," Mahesa mengajak Kaira keluar. Ia menggandeng Kaira kembali ke dalam venue. Mahesa rupanya kembali ke backstage untuk mencari Bianka. Beruntung, Bianka masih berada diruangannya, tengah menangis tersedu-sedu. Di sampingnya, Wenda terlihat sedang membujuknya.
"Bianka!" Bianka dan Wenda menoleh.
"Siapa kamu?! Selain staff nggak boleh masuk sini!" tegur Wenda keras.
"Bianka!" Mahesa tetap bergeming, tidak peduli dengan teguran Wenda.
Bianka berdiri dari tempatnya, cepat-cepat ia mengusap air matanya. "Kak," ucapnya sembari menahan tangis.
Mahesa menarik Kaira ke sisinya hingga Bianka bisa melihat kehadiran Kaira. Tangan Mahesa menggandeng erat Kaira.
"Kak!" Bianka memekik tidak terima melihat Mahesa dan Kaira bersamaan.
"Aku panggilin security kalau kalian nggak mau pergi!" Wenda berteriak mengancam karena merasa tegurannya tak diindahkan oleh Mahesa.
Mahesa seketika menyorot tajam ke arah Wenda hingga Wenda bergidik ngeri dibuatnya. Nyali Wenda ciut melihat tatapan murka Mahesa. Ia menoleh ke arah Bianka.
"Bukankah sudah kubilang, aku tidak mungkin melawan Eva. Aku memang pernah jatuh hati padamu tapi itu dulu, Bianka! Di pertemuan terakhir kita, kita sepakat untuk meniti jalan kita masing-masing, kamu dengan karirmu, dan aku dengan jalanku. Aku tidak tahu siapa yang menghasutmu hingga Bianka yang kukenal cerdas dan penuh perhitungan, tenggelam dalam jebakan murahan seperti ini. Kamu tidak lebih baik dari penghasutmu!" Kalimat Mahesa menusuk Bianka bertubi-tubi.
"Diam!" Bianka memekik. "Pergi! Keluar!" Bianka mengamuk diruangannya.
"Bianka!" Wenda langsung menghampiri Bianka untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...