Menu [65] Dimulai Kembali
Hanah duduk sendirian di sudut teras pintu belakang ruang staff. Ia memeluk lutunya dan sesekali menyeka air mata yang menetes. Karir yang baru sesaat ia miliki hancur seketika. Ia tak melempar kesalahan pada Ceslyn semata. Tapi ia sendiri juga yang menyebabkan ini semua terjadi. Ia menyesali perbuatannya. Andai waktu bisa diputar kembali, andai ia tidak mencurinya...
"Hanah," sebuah panggilan pelan mengagetkan Hanah. Ia buru-buru menyeka air matanya dan menoleh. Dilihatnya Kaira berdiri di belakangnya dengan wajah sedih.
"Mbak," Hanah balas menyapa lalu kembali menunduk.
Kaira menghampirinya lalu duduk disampingnya. "Bagaimana caraku menghiburmu?"
Hanah menggeleng. "Tidak perlu menghiburku, Mbak,"
Kaira menepuk pundak Hanah seraya memberinya semangat.
"Mbak kok bisa tahu tempat ini?" tanya Hanah kemudian.
"Aku..pernah bekerja disini," kenang Kaira. Sama seperti Hanah, ia juga pernah duduk disini, memeluk lututnya, sendirian dan menunduk merenung saat Jamal memarahinya. Tempat sunyi yang tak banyak dilewati orang ini seolah menjadi tempat yang menenangkan untuknya.
"Mbak pernah disini?!" Hanah terkejut.
"Sepertinya kamu bekerja disini setelah aku keluar," Kaira tersenyum kecil. "Aku Chef disini. Ah, bukan Chef seperti yang kamu bayangkan. Aku Chef payah," Kaira kemudian tertawa.
"Kenapa keluar, Mbak?"
Kaira mengendikkan bahunya. "Chef bukan pekerjaan yang aku inginkan,"
"Mbak," Hanah berucap lirih. "Kenapa kamu yakin aku akan mengakui perbuatanku?" tanyanya.
Kaira memandang Hanah dalam. "Aku melihatmu menangis. Kamu menyesali perbuatanmu dan kamu takut akan konsekuensi perbuatanmu terhadap Mahesa. Bukankah itu tanda bahwa kamu memiliki hati nurani yang baik?" penjelasan Kaira membuat Hanah terenyuh.
Hanah menunduk. "Aku..merasa bersalah setiap detiknya setelah kejadian itu, Mbak. Apalagi aku sering mendengar soal sifat Chef Mahesa yang baik pada para Chef dan staff. Rasanya tidak pantas Mahesa diperlakukan seperti itu. Aku..tidak punya jalan lain, Mbak. Aku takut dilaporkan karena mencuri ponsel tamu. Tapi demi Tuhan, Mbak! Aku sama sekali tidak menggunakan ponsel itu!"
Kaira merangkul Hanah. "Iya, aku percaya," ucap Kaira.
"Pak Andreas sudah menghubungi tamu yang ponselnya kucuri. Dia sangat baik karena memaafkan perbuatanku dan tidak melaporkanku pada polisi. Aku tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan rasa syukurku ini," ungkap Hanah. Tentu saja Kaira ikut senang mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, Chef! End - Sudah Terbit
RomanceSebagai seorang Chef, perjalanan karirnya didukung oleh privilege yang melekat pada diri dan keluarganya. Sebagai seorang chef, ia tahu betul bagaimana kehidupan sebuah 'dapur' demi memuaskan 'taste' para pelanggan. Sebuah kesalahan sedikit saja, ka...