Hallo hallo
Kalian jalur mana nih?
Biasakan sebelum membaca
Harap Vote sama Komen!
Happy reading
.
.
.
.
.
Sabar
.
.
.
.
.
Happy readingDi perjalanan pulang, Lia masih memikirkan tentang ancaman tadi. Reza pun bingung dengan Lia, biasanya anak itu akan banyak bacot jika semotor dengan nya. Tetapi hari ini Lia lebih banyak diam, entah apa yang membuatnya diam seperti ini.
Saat sampai rumah, Lia pun masih tetap diam. Akhirnya Reza pun bertanya. "Lo kenapa si? Diem mulu dari tadi. Nahan berak ya?"
"Berak matamu!"
Tuhkan baru nanya aja udah di gas. "Buset, gue nanya markonah! Lagian, lo kenapa si? Diem mulu,"
"Gapapa,"
"Kek cewek lo, jawab nya gapapa,"
"GUE EMANG CEWEK SU!"
Reza menggaruk kepala nya yang tak gatal. "Ohiya ya, lupa,"
Lia mendengus, tanpa sepatah kata apa pun. Ia berjalan ke rumah. Meninggalkan Reza yang seperti orang bego di luar. "Lah kok, di tinggal?" Ia pun segera menyusul Lia masuk ke dalam rumah nya.
Lia memasuki kamar nya dengan wajah yang lesu. Batu dan kertas tadi, masih terngiang ngiang di pikiran nya.
"Siapa si? Padahal gue ga deket sama siapapun," gumam nya.
Daripada gila memikirkan masalah tadi, ia pun nemilih mandi. Selesai mandi, ia pergi ke rak buku di kamar nya. Ia memilih salah satu novel remaja. Saat ia sedang fokus membaca buku, ada suara barang jatuh dari arah balkon nya. Karena penasaran ia pun beranjak dari sofa lalu menuju balkon. Di teras balkon Lia menemukan barang yang sama seperti di sekolah tadi. Tetapi beda nya tulisan ini di tulis menggunakan darah.
"Siapa si? Masi sore juga, atau dia orang yang naksir gue ya?"
"Eh yakali gue di taksir sama orang kek gini, hii ogah!"
"Lo kenapa?" tanya Reza dari arah belakang mengagetkan Lia. Dengan segera ia membuang kertas tersebut ke sampah. Mata Reza memicing, menatap curiga ke arah Lia. "Itu apa?"
Lia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. "Anu, itu,"
"Anu apa?"
"Itu, bungkus jajan. Nah iya bungkus jajanan tadi hehe," cengir nya.
Reza mengangguk percaya. "Ohiya, lo belum makan siang. Buruan makan gih,"
"Nanti aja,"
"Ga ada nanti nanti! Gue mau pergi,"
Lia mengreyit. "Kemana?"
"Kepo, pokok nya gue pulang nya malem. Nanti pintu depan kunci! Gue udah bawa kunci cadangan,"
"Sokey,"
Reza pun keluar dari kamar Lia. Sedangkan Lia, ia terus saja kepikiran tentang tadi. Siapa yang meneror nya? Setau nya ia tidak punya musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALIA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] JIKA ADA KESAMAAN NAMA ATAU PUN ITU MOHON DI MAAFKAN KARENA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! AWAL NYA SIH EMANG GARING TAPI KALO KALIAN CHECK SAMPE AKHIR DI JAMIN GA BAKAL NYESEL DEH Ini bukan cerita tentang Dilan Milea, a...