62. HAMIL DARAH DAGING VARO?

3.6K 402 238
                                    

Hallo hallo readers nya Astii
Vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.
.
.
Siapkan mental kalian
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typo

***

Dua bulan berlalu, hubungan Lia dan Varo kini tampak baik-baik saja. Varo kini sudah frustasi berat, selain memikirkan masalah nya dengan Lia, ia juga kepikiran dengan Vania.

Bagaimana jika Vania hamil? Ia tak sadar waktu melakukan itu, ia baru menyadari jika minuman nya di kasih obat perangsang. Ia juga tak menyadari jika menyeret Vania di kamar mandi.

Ia sekarang tengah berada di balkon kamar nya dengan rokok di tangan nya. Ia menghembuskan nafas pelan. Memejamkan mata nya sejenak. "Ya tuhan, gini banget cobaan gue," gumam nya.

Disisi lain, Lia tengah berada di dapur. Ia baru saja selesai cuci piring dan berniat mau memasak. Ia ingin memasak soup ayam, tetapi saat mengiris seledri ia merasa mual.

Segera ia muntahkan ke wastafel dapur, anehnya yang ia muntahkan hanya cairan bening. Kepala nya mendadak pusing, perut nya seperti di aduk-aduk. Ia berjalan pelan menuju meja makan, ia menuangkan air putih kedalam gelas lalu meminum nya hingga tandas.

"Pusing banget Ya Allah," gumam nya seraya memegangi kepala nya. Mungkin penyakit nya kambuh, ia pun melangkahkan kaki nya menuju kamar lalu meminum beberapa pil di tabung obat nya.

Ia merebahkan tubuh nya di kasur, ia tidak jadi memasak. Biarkan lah nanti Reza pakai jasa Go-Food. Yang jelas, ia sangat mual jika bersentuhan dengan bahan dapur. Perlahan-lahan mata nya memejam memasuki alam mimpi.

***

Malam nya, Lia tengah berganti baju menjadi piyama. Ia heran dengan perut nya yang sedikit membuncit. "Ih kok gue gendut? Perasaan kaga makan mulu," gumam nya heran.

Ia merasa aneh dengan dirinya sendiri akhir-akhir ini. Dimulai dari pagi hari yang sering mual-mual, perut yang sedikit membuncit padahal Lia sedang melakukan diet, dan mens yang telat. Seketika mata nya terbelalak, ia pun membuka kalender. Pupil mata nya membesar.

Tangan nya bergetar mengusap perut nya. "Apa, jangan-jangan gue?"

Lia menggelengkan kepala nya cepat. "Gak, gak mungkin. Gue sama Varo cuma ngelakuin sekali,"

Ia panik bukan main. "Tapi kok gue telat?"

Ia pun menyambar handphone dan juga dompet nya di nakas lalu keluar dari kamar. Ia berniat mau ke apotek dekat rumahnya. Dijalan ia terus bergumam kata tidak.

Sesampai nya di apotek, ia menyusuri rak yang berisi obat-obatan. Mata nya tertuju pada benda berkemasan warna biru. Ia mengambil 5 Testpack yang berjenis beda-beda. Lalu ia bawa ke kasir, untung nya ia tadi membawa masker. Jadi, muka nya tidak terlihat jelas.

Sang kasir tersentak kaget saat melihat banyak Testpack yang di sodorkan Lia. "10 ribu kak," ujar kasir itu.

Lia pun mengeluarkan uang 20 ribu. "Kembalian nya ambil aja mba," ujar nya lalu melenggang pergi.

Dijalan, ia sangat deg-deg an. Semoga saja hasilnya negatif. Ia tak mau hamil saat masih sekolah. Andai dulu waktu di Jogja ia bisa menahan nafsu nya dan juga Varo. Mungkin ini tidak akan terjadi.

ALVALIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang