Hallo hallo readers nya Asti
Vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.
.
.
Vote🐳
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typoLia menyusuri jalanan yang hujan, ia tidak memperdulikan tatapan orang-orang yang menatap nya aneh. Memakai seragam sekolah, hujan-hujanan dan menangis dalam diam.
Bahkan ia tak sadar jika tas nya tertinggal di ruangan Fian. Yang ia bawa hanyalah Handphone. Ia sekarang trauma dengan kata 'pacaran', Handphone nya sedari tadi berbunyi, entah itu telefon dari Ray, Azka, atau pun Reza.
Sesampai nya dirumah, ia langsung masuk ke kanar nya untuk mandi. Kalau Reza, entah berada dimana orang itu.
Di kamar mandi Lia mengguyur badan nya menggunakan shower, ia menangis sejadi-jadi nya. Ia tau jika ia masih memiliki perasaan terhadap Varo, tetapi takdir tidak merestui nya.
Sekarang Varo sudah milik Vania yang notabe nya ialah sahabat kecil Varo. Ia sempat berpikir, kok ada gitu cewek kayak Vania yang ngelakuin segala hal cuma karena cowok?
Sebenar nya ia ikhlas-ikhlas saja jika Varo berpacaran dengan Vania. Tetapi saat ia melihat mereka berpelukan seperti tadi, hati nya terasa di tusuk oleh seribu jarum.
Sebisa mungkin ia menutupi nya dengan senyuman, andai Fian tidak koma. Ia pasti sudah bercerita kepada Trio Bobrok. Tetapi sekarang hanyalah Duo Bobrok.
Setelah puas bermain air, ia mulai memandikan tubuh nya. Beberapa menit kemudian, ia selesai dengan kegiatan nya. Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di tubuh nya.
Ia memakai baju oversize dan juga celana training. Ia mengeringkan rambut nya dengan heirdryer nya. Setelah dirasa sudah kering, ia menyisir rambut nya. Ia menghela nafas pelan saat melihat rambut nya rontok lagi. Sekarang rambut nya sudah tak selebat dahulu.
"Huft, ayo Lia. Lo pasti semangat!" ujar nya pada diri sendiri.
Ia pun menelfon Reza. "Lo dimana?"
"Gue di Rs, tadi mau nyamperin elo. Eh lo nya gak ada,"
"Gue udah pulang, oh iya nanti sekalian bawain tas gue. Ketinggalan di ruangan Fian,"
"Oke,"
Tut..
***
Varo dan Vania telah tiba di kediaman Vania, cewek itu meminta Varo untuk mengantar nya pulang dengan alasan orang tua nya sudah pergi ke kantor. Mau tidak mau ia harus mengantar Vania pulang.
Varo mendorong kursi roda Vania sampai di kamar nya, ia masih tidak mau membuka pembicaraan kepada Vania. Padahal sedari tadi cewek itu ngoceh bak burung beo.
"Pokok nya aku gak mau tau, hubungan kita harus di publikasikan di sekolah!" pinta Vania tenang.
Varo membelalakan mata nya. "Kamu gila?! Aku jadi pacar kamu juga terpaksa Van!"
"Aku gak peduli! Kamu harus bilang ke semua orang kalo kamu sekarang adalah pacar aku! Bukan pacar nya si Lia,"
"Kok kamu jadi gini sih? Beda dari yang dulu tau gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALIA [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] JIKA ADA KESAMAAN NAMA ATAU PUN ITU MOHON DI MAAFKAN KARENA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! AWAL NYA SIH EMANG GARING TAPI KALO KALIAN CHECK SAMPE AKHIR DI JAMIN GA BAKAL NYESEL DEH Ini bukan cerita tentang Dilan Milea, a...