47. EDGAR MAHENDRA

2.8K 442 536
                                    

Hallo hallo readers nya Asti
Vote sebelum membaca
Happy reading
.
.
.
.
.
Vote, yang engga Vote
Engga kiyowok
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typo✔

Setelah seminggu dari kepulangan camping, sekolah mereka kembali normal. Dan masih tetap sama, antara Varo, Lia dan Vania. Seakan-akan problem mereka tidak ada selesai-selesai nya.

Akhir-akhir ini Lia merasakan pusing di kepalanya, dan juga ia merasa penglihatan nya sedikit kabur. Seperti nya ia stres gara-gara memikirkan masalah yang menimpa nya. Di mulai dari hubungan nya dengan Varo, lalu teror yang selalu menghantui nya.

Siang ini, ia berniat mengajak Varo ke rumah sakit. Ia ingin memeriksa keadaan nya, kalo kalian tanya kemana Reza, dia di telfon Mami nya untuk pulang ke luar negeri sementara. Mangkanya ia kemarin tidak ikut camping.

Sekarang Lia tengah memasak untuk diri nya sendiri, ia sedang memasak nasi goreng. Tetapi, saat ia mau menuangkan nasi ke dalam piring, pusing menyerang kepala nya secara tiba-tiba. Alhasil, nasi itu jatuh dan berceceran ke mana-mana. Piring pun ikut pecah.

Dengan jalan ter tatih-tatih, ia melangkahkan kaki nya menaiki tangga menuju kamar, sesampai nya di kamar, ia mengambil obat yang kemarin ia beli di Apotik.

Ia meminum satu buah pil, lalu dengan cepat ia meneguk segelas air di nakas nya. "Huft, gue kenapa si, akhir akhir ini kok pusing terus," keluh nya.

Ia pun merogoh handphone nya yang berada di bawah bantal, ia menekan nomor Varo.

"Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif,"

Lia mengerutkan dahi nya. "Gak aktif? Kemana dia," ujar nya pada diri sendiri.

Lia pun menelfon Varo sekali lagi, dan untung nya di angkat. "Hallo," ujar Lia.

"Iya Li? Kenapa?"

"Kamu bisa temenin aku gak?"

"Kemana? Sekarang?"

"Iya, pokok nya ikut aja,"

"Aduh, gimana ya. Bukan nya aku gak mau, tapi hari ini Vania ada jadwal kemo, lain kali aja ya,"

"Oh, gitu ya. Eum, emang kalo Vania kemo gak sama kamu gimana?"

"Maksud nya? Aku gak nemenin Vania kemo tapi nemenin kamu gitu?"

"Iya,"

"Li, gak bisa gitu dong. Masa aku ninggalin Vania kemo sendirian, dia lagi sakit. Sedangkan kamu sehat wal afiat, kamu sendiri aja deh pergi nya,"

"Tapi Ro, kali ini aja bisa ya,"

"Gak! Aku sibuk,"

Tut...

Varo mematikan telfon sepihak, Lia menatap handphone nya dengan tatapan kosong. Lagi dan lagi Vania yang Varo kedepankan.

Mana janji nya yang bakal jauhin Vania? Itu semua cuma bulshit, itu semua bohong. Lia sekarang merasa telah menjadi cewek paling bodoh di muka bumi.

ALVALIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang