63. HANCUR

2.7K 366 128
                                    

Hallo hallo readers nya Asti
Vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.
.
.
Jangan lupa overthingking kawan😍
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typo

***

Lia kembali ke kelas guna mengambil tas nya, ia berpesan pada Sasa untuk mengizinkan nya kepada guru. Saat Sasa hendak bertanya, ia langsung lari keluar kelas. Ia mengabaikan tatapan aneh dari pada Siswa Siswi lainnya.

Ia berlari ke kelas Reza, yang berarti juga kelas Varo. Ia melihat jika Reza tengah bercanda dengan Ray dan juga Azka. Tetapi disana juga sudah ada Emil, Evan dan juga.... Varo.

Ia mengabaikan mereka, fokusnya kini ialah Reza. "Reza," panggil Lia pelan. Reza menengok ke arahnya.

"Lia, kenapa?" tanya nya khawatir, pasal nya ia melihat mata Lia sembab seperti orang habis menangis. Ditambah lagi Lia membawa tas nya.

"Mau pulang, pinjem kunci nya," ujar nya pelan dengan wajah menunduk. Ia tak berani menetap mereka semua.

"Ada apa?" tanya Reza lagi.

Lia menggeleng. "Enggak papa, cuma sedikit gak enak badan," jawab nya masih dengan intonasi pelan.

Reza menempelkan tangan nya di kening Lia, hangat, itulah yang dirasakan nya. "Di anter aja ya?" bujuknya.

Lia menggeleng. "Enggak usah, aku bisa sendiri," tolaknya lalu mengambil kunci yang sudah disodorkan oleh Reza.

"Aku pamit ya, Assalamualaikum," pamit nya pada mereka lalu berlari keluar.

"Waalaikumsalam,"

Varo diam sedari tadi, ia merasa Lia sedang tidak baik-baik saja. Ia mau menyusul Lia, tetapi bel sekolah sudah berbunyi.

***

Lia menangis di balik helm cargloss nya. Ia masih tak menyangka jika kisah cinta nya seperti ini. Apakah ia tidak di takdirkan untuk bahagia oleh Tuhan?

Kenapa? Kenapa harus ia yang mengalami ini semua? Ia tak kuat dengan semua ini. Ia ingin menyusul orang tua nya, tetapi masih ada Janin yang harus ia jaga.

Sesampai nya dirumah, Lia langsung masuk kedalam kamar nya untuk mandi. Setelah puas menangis, ia lanjut mandi. Rencana nya ia akan kontrol hari ini, dan juga ia mau mengecek kandungan nya.

Setelah selesai, ia mencari baju yang pas untuk ia pakai ke Rumah Sakit. Ia mencari baju yang tidak ketat, sehingga Janin nya baik-baik saja. Kalau kalian tanya kenapa ia tidak menggugurkan kandungan nya saja? Tidak! Lia tidak akan sampai melakukan hal keji itu. Ia tau, bayi ini tidak bersalah. Yang bersalah adalah dirinya dan juga Varo.

Ia memoleskan make up sedikit ke wajah nya agar tidak terlihat pucat. Ia sudah menghubungi Edgar jika ia akan kontrol hari ini. Semua nya sudah siap, ia menyambar tas nya di kasur lalu turun ke bawah.

Ia mengendarai motor scoopy nya dengan kecepatan sedang. Dijalan ia memakai earphone nya, dan menyetel lagu sedih untuk menemani kegalau an nya. Mungkin ini semua sudah takdir jika ia dan Varo memang tidak berjodoh. Jodoh Varo yang sebenar nya ialah Vania.

ALVALIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang