Hallo hallo readers nya Asti
Vote sebelum baca
Happy reading
.
.
.
.
.
Vote😔
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typoBerita kecelakaan Fian sudah menyebar di sekolah. Lia sekarang menjadi tambah pendiam, Ray dan Azka pun sama. Saat teman-teman nya mengajak ngobrol, mereka malah pergi. Tidak ada lagi canda dan tawa di antara mereka.
Kalau kalian tanya kemana orang tua Fian, mereka ada di luar negeri. Kemarin sudah di beritahu Ray, tetapi mereka tidak bisa pulang dengan alasan kerjaan nya menumpuk.
Jadi, setiap harinya mereka berkunjung ke rumah sakit walaupun Fian belum sadar. Reza pun terkejut saat mendengar berita itu, ia sempat tak percaya. Bahkan baru kemarin Reza dan Trio Bobrok bercanda bersama di dapur milik Lia.
Tetapi sekarang, Fian terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Saat Lia menceritakan semua nya, ia tidak bercerita kepada mereka jika Vania lah yang mendorong nya. Tetapi akibat dia tersandung batu lalu Fian datang menyelamatkan nya.
Aneh memang si Lia, tetapi ia tidak mau jika Vania di benci oleh mereka semua. Ia tau jika Vania berbuat jahat kepada nya, tetapi ia juga masih mempunyai hati. Mereka sama-sama perempuan, maka dari itu Lia tidak menceritakan jika Vania lah yang bersalah.
Saat ini Lia, Ray dan Azka tengah berada di rooftop. Mereka bertiga menatap kosong pemandangan di depan nya. Lia menghela nafas pelan. "Orang tua Fian beneran gak bisa pulang?" tanya nya memecahkan keheningan.
Ray menggeleng lemas. "Enggak,"
"Pantes setiap gue ke rumah Fian, dia selalu sendiri dirumah. Ternyata orang tua nya sibuk sendiri," saut Azka.
"Di balik senyum dan tingkah bobrok nya, dia mempunyai masalah yang berat," ujar Lia.
"Gue salut sama dia, dia bisa hidup sendiri. Sedangkan gue, di tinggal orang tua ke luar kota aja ngambek nya seminggu," timpal Ray.
Lia tersenyum miris saat ia kembali mengingat kedua orang tua nya yang sudah tiada. Tak terasa mata nya memanas, air mata nya luruh begitu saja.
Azka yang menyadari Lia menangis dalam diam pun menepuk pundak nya. "Lo kenapa?" tanyanya.
Lia menggeleng pelan. "Enggak, gue cuma keinget orang tua gue aja,"
"Orang tua lo emang udah gak ada beneran?" Kali ini Ray yang bertanya.
Lia mengangguk. "Iya, mereka udah gak ada. Mereka pergi waktu gue masih kelas 10, pulang dari bandara trus kecelakaan beruntun. Dan gak bisa di selamat kan," jelas Lia.
"Gue turut berduka cita ya Li," ujar Ray yang di angguki Lia.
"Kok jadi melow gini sih, inget kata Fian harus hepi kiyowok," saut Azka.
"Nanti ke rumah sakit bareng?" tanya Lia.
"Iya, bareng aja. Lo terserah mau bonceng gue atau Azka," jawab Ray.
"Semenjak ada kalian bertiga, gue jadi ngerasa punya abang 3 tau gak. Ditambah lagi ada Reza," ujar Lia.
"Pelukan!!" seru Azka. Mereka bertiga pun pelukan seperti teletubis sembari tertawa. Andai Fian ada disana, mungkin dia yang paling heboh di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVALIA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] JIKA ADA KESAMAAN NAMA ATAU PUN ITU MOHON DI MAAFKAN KARENA INI MURNI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI!! AWAL NYA SIH EMANG GARING TAPI KALO KALIAN CHECK SAMPE AKHIR DI JAMIN GA BAKAL NYESEL DEH Ini bukan cerita tentang Dilan Milea, a...