60. MELUPAKAN MASALAH SEJENAK

3.1K 403 57
                                    

Hallo hallo readers nya Asti
Vote sebelum membaca
Happy reading
.
.
.
.
.
Absen dari kota
Mana aja yu👋
.
.
.
.
.
Happy reading
Tandai jika typo

***

Keesok kan harinya, jam sudah menunjukkan pukul 08.00. Tetapi Varo dan juga Lia masih belum bangun. Mereka tidur dengan berpelukan, baju mereka sudah berserakan di lantai. Bantal-bantal pun berserakan, sprei yang awal nya putih sekarang ada bercak merah darah nya.

Lia menerjapkan mata nya berkali-kali, ia melihat jam di nakas. Ia kesiangan, eh tapi kok ada yang beda? Ia tidur di pelukan seseorang? Dan juga tidak memakai baju.

Lia mendongok ke atas, ia bisa melihat wajah tampan Varo ketika tidur. Ingatan nya kembali ke semalam, ia dan Varo melakukan hal yang tidak boleh di lakukan.

Air mata nya meluncur begitu saja melewati pipi nya, ia tak menyangka jika keperawanan nya sudah hilang saat ia belum menikah. Ia kecewa dengan dirinya sendiri, kenapa bisa ia kemarin kebablasan.

Sedangkan Varo, ia samar-samar mendengar tangisan seseorang. Ia menoleh ke samping, ternyata ada seorang perempuan yang menangis dengan kondisi tanpa sehelai benang pun. Ia ingat tentang semalam, ia ingat betul pergulatan panas nya dengan Lia.

"Lia," panggil Varo dengan suara khas orang bangun tidur.

Lia tak menjawab, ia masih menangis sesegukan. Varo memeluk Lia dari belakang, tetapi Lia berontak. "LEPASIN!" seru nya.

Bagaikan angin lalu, Varo tidak mendengarkan seruan Lia. Ia tetap memeluk tubuh mungil itu dengan erat. Berkali-kali ia membisikkan kata maaf. "Maaf," bisik nya.

"Kamu jahat!" Lia memukul dada bidang Varo.

"Iya aku jahat, aku jahat karena udah ngambil keperawanan kamu," jawab Varo setenang mungkin, melihat Lia menangis ia juga ikutan panik.

"Aku, aku takut," lirih Lia.

Varo mengecup kening Lia. "Gak usah takut, ada aku di samping kamu. Kalo ada apa-apa bilang sama aku, aku bakal tanggung jawab," ujarnya menenangkan Lia.

"Janji?" tanya Lia yang di angguki Varo.

"Janji, percaya sama aku," jawab Varo. Mereka pun berpelukan sejenak.

"Sana mandi dulu," titah Varo.

"S-sakit," ringis Lia dengan pipi memerah.

Varo tersenyum. "Aku gendong," ujar nya lalu berdiri, sontak hal tersebut membuat Lia terkejut.

"IH PAKE BAJU!" serunya dengan selimut yang menutupi wajah.

Varo terkekeh lalu memakai kembali baju dan celana nya. "Udah, ayo ku gendong,"

Lia menurunkan selimut yang menutupi wajah nya. "Tapi selimut nya jangan dibuka!"

"Loh kenapa?"

"Ih malu tau!"

Varo menyeringai. "Gak usah malu, semalem kan udah liat semuanya,"

ALVALIA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang