***
Setelah selesai dengan urusan rumah sakit, Rachel segera di antar oleh Arthur dan rean. Arthur sedari tadi terus mengajak rachel berbicara, sementara rean hanya melirik kaca mobil dengan acuh. Ia sesekali memperhatikan Rachel.
"Tas gue gimana?" Tanya Rachel pada Arthur.
"Lo bisa minta Kimmy bawain, atau nggak gue bawain nanti ke rumah lo." Ucap Arthur. Rachel mengangguk.
Sebenarnya Arthur itu sering menyuruh laskar untuk urusan seperti ini, tapi mengingat laskar sudah berada dalam tandanya, ia tak akan menyuruh laskar dalam urusan yang bersangkutan dengan rachel lagi.
Karna bosan, rachel memilih membuka Ig nya. Ia berselfie ria disana, sesekali Arthur ikut terbawa dalam gambar, meskipun siluet tak jelas. Hanya bagian bahu, seragam dan sedikit wajah nya saja yang terlihat.
"Gue up aja lah." Ucapnya tanpa melihat ulang foto foto yang ia ambil.
"Sakit fisik lebih baik dari pada sakit batin. Anjay, bagus caption gue. Pake hastag #notbolosbolos. Wih cakep." Ucap Rachel. Rachel mengcosplay jadi jamet dulu sebentar.
"Alay." Cibir rean di depan.
"Bodo wle. Sirik bilang aja bos!" Ucap rachel songong. Rean memutar bola matanya malas.
Tak lama mobil rean sudah sampai di kediaman rachel. Rachel di papah oleh Arthur, padahal rachel bisa jalan sendiri, emang dasarnya Arthur modus.
"KAK REAN!"
"Dedemit." Gumam Rachel yang masih bisa di dengan oleh Arthur. Arthur terkekeh pelan melihat wajah masam milik Rachel.
"Loh kak Arthur? Kak Rachel? Kalian kenapa?" Tanya dinda dengan khawatir saat melihat ke adaan Rachel.
"Dia pingsan di toilet." Ucap rean mewakili. Ia tersenyum hangat pada dinda, dinda membalasnya dengan gelayutan manja. Dinda melirik ke arah rachel untuk mengejeknya. Sementara rachel biasa saja, di ejek seperti itu. Ia tak butuh rean, ia hanya punya satu kakak yang selalu jadi nomor satu dihatinya. Jadi buat apa ia mencari kakak lain.
"Gue bisa masuk?" Tanya Arthur menyadarkan mereka. Nada suara Arthur terdengar datar, dalam hati dinda bersorak karna merasa Arthur cemburu pada rean. Padahal Arthur tak ingin rachel kepanasan, mengingat matahari semakin naik ke atas.
"Masuk aja kak. Kak rachel biar aku yang—"
"Gak usah, biar gue yang bawa dia ke atas." Potong Arthur cepat. Arthur segera menggendong rachel ala bide style, bahkan rachel terkaget, ia memukul lengan Arthur kencang. Arthur sampai meringis.
"Kalo kau gendong tuh kasih aba aba!" Protes Rachel. Arthur tersenyum tipis. Ia segera membawa rachel ke atas. Bahkan saat menaiki tangga pun ia tak merasa keberatan.
Di luar dinda mengepalkan tangannya kuat, ia melirik punggung Arthur masam. Rean yang mengerti dengan perasaan dinda kini mengusap punggung dinda pelan. Melihat dinda yang tersakiti seperti ini membuatnya sedih, ia janji akan mendekatkan mereka kembali nantinya.
"Ke dalem yuk, mamah sama papah ada di dalem kan?" Tanya rean yang di balas anggukan oleh dinda. Mereka pun masuk ke dalam menghampiri ke dua orang tua rean, rean menceritakan semuanya, karna ia di tanya mengapa ia bolos. Respon kedua orang tua rean hanya biasa saja tentang hal itu. Dinda bersorak dalam hati. Kedua orang tua rean sudah ada dalam genggaman nya.
Di dalam kamar, rachel di baringkan dengan pelan. Arthur duduk di pinggiran kamar rachel. "Ngapain? Udah pergi sana." Usir rachel.
Arthur malah diam, ia mulai menggenggam erat tangan Rachel. Bahkan ia mencium tangan rachel dengan sangat lama, rachel melotot pelan. Ia segera menyentak lengan Arthur. Tetapi Arthur sudah tau pergerakannya, alhasil ia tak bisa menyentak lengan Arthur dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Two Souls (Tamat)
FantasyKejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...