Twenty Seven

12.1K 1.2K 6
                                    

***

Suara gelak tawa terdengar, kedua manusia itu sudah larut dalam permainan. Permainan capit boneka tentunya, beberapa waktu yang lalu, Rachel mengusulkan untuk pergi ke mall. Ia sudah lama tidak pergi kesini.

Diego kembali tertawa saat melihat raut wajah kesal milik rachel. Gadis itu kesal tak pernah mendapatkan boneka yang ada didalam. Ia hanya tak ingin kalah dari Diego, anak itu sudah mendapat tiga boneka. Sementara ia belum dapat satupun.

"Udah lo ngalah aja." Ucap Diego dengan nada mengejek.

Awalnya ia memang berpura pura ikut tertawa dengan diego yang mentertawakan nya tetapi lama lama ia jadi kesal sendiri.

"Berisik!" Ucap Rachel kesal. Ia memasukan satu koin lagi, ia segera memencet tombol merah. Ia menggerakan tuasnya, saat merasa pas dengan bonekanya ia segera memencet tombol lagi. Dan ...

Hap ...

"Yah!" Rachel berseru heboh. Hampir saja boneka itu ia dapatkan, ia jadi ingin membongkar mesin capit ini.

"Hahahaha, udah kan gue udah dapet bonekanya. Buat lo aja." Ucap Diego menyerah kan tiga boneka kecil itu, rachel segera menyilang kan tangannya.

"Gue gak suka boneka yang kaya gitu ya, keliatan banget kaya bocah nya. Mana girly banget lagi." Ucap rachel bergidik ngeri. Sontak diego tertawa, raut wajah rachel selalu menjadi mood booster nya.

"Udah lo terima aja. Lo gak usah mainin, pajang aja nanti di kamar lo."

"Itu lebih parah. Mata gue bisa rusak nanti." Ucap Rachel. Diego menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Terus ini boneka mau kemanain, kan gue cowok. Masa cowok maen boneka." Ucap Diego dengan tampang polosnya.

"Kan ada cowok yang main boneka, lo gak tau si. Malahan ada yang ngoleksi boneka. Kurang jauh mainnya si." Ucap Rachel.

Diego langsung bergidik ngeri, memang tak aneh jika seorang cowok bermain dengan boneka tetapi jika mengoleksi boneka. Ah, diego tak bisa membayangkan nya lagi.

"Gak mau gue chel, gue bukan spesies cowok kaya gitu. Gue ini spesies cowok macho." Ucap diego membanggakan dirinya.

"Gak ada sangkut pautnya anjir. Udah ah, lo kasih ke siapa lo ke adek lo, sepupu lo, atau nggak pacar lo gitu."

"Gue gak punya adek, sepupu gue cowok semua. Dan satu lagi, gue gak punya cewek. Barang kali lo mau promosi in diri lo sama gue."

Plak ..

"Awshh ... Gila, sakit chel." Diego meringis mengusap ngusap kepalanya. Ia terkena tabokan gratis dari Rachel.

"Ya makanya kalo ngomong sama gue tuh harus masuk akal. Jangan asal ceplos aja." Diego meringis pelan. Rachel terlihat sangat menggebu gebu, ia jadi ngeri.

"Gue becanda rachel." Ucap Diego akhirnya. Rachel menghendikan bahunya acuh. Ia kemudian membuka handphonenya, matanya terbelak melihat panggilan panggilan tak terjawab.

"Kenapa?" Tanya Diego kepo.

"Kayanya kita harus balik deh. Ini banyak banget yang nelpon nin gue." Ucap Rachel. Diego mengangguk.

"Oke deh, lagian udah agak malem juga."

---

Rachel mendengus malas. Ia memeluk erat-erat tiga boneka yang di berikan oleh Diego tadi. Diego itu memaksa, katanya ia akan mengunci Rachel di mobilnya jika ia tak mengambil boneka boneka itu. Ia jadi menyesal mengajak Diego bermain capit boneka.

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang