Kejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manu rios Gimana sama cast yang baru ini?
** ***
Gadis itu sedang terbaring dengan mata terpejam karna bosan, sudah seminggu ia berada di rumah ini. Ia benar benar tak diizinkan pergi keluar rumah, ia juga tak di izinkan ke sekolah. Dengan alasan ia harus istirahat total. Padahal ia hanya memar saja, sakit nya pun sudah hilang hanya bekasnya saja yang belum hilang.
Ia memang di beri segala kebutuhan oleh kedua orangtuanya, tetapi tetap tak di pungkiri bahwa ia bosan. Kimmy yang terkadang main ke rumah pun sekarang sibuk karena ada acara keluarga.
Teman teman sekelasnya sudah tak menjenguknya lagi lantaran mereka menjenguk secara bersamaan dulu. Begitu pun Arthur dan teman temannya, mereka menjenguknya secara bersamaan.
Rachel membuka matanya dengan kesal. Ia benar benar bosan. Ia segera bangkit dari kasur nya. Ia segera berjalan keluar, ia tak ingin mati karna kebosanan. Ia sudah simulasi mati dahulu, ia tak ingin mati sungguhan sekarang.
"Rachel kamu mau kemana?"
Rachel berbalik dengan pelan, bahkan gayanya itu bisa disebut dengan gerakan slowly. Rachel memberikan senyuman termanisnya. Berharap sang empu mau mengijinkan nya.
"Rachel bosen pa, Rachel boleh jalan jalan keluar nggak?" Tanya Rachel.
Papa Robert menggeleng tegas, Rachel murung seketika. "Kamu gak boleh keluar, kamu belum sembuh."
"Rachel udah sembuh ko pah. Liat aja nih udah sehat bugar begini." Ucap Rachel memutar seluruh badannya.
Papa Robert tetap menggeleng, Rachel menunduk. Padahal ia sudah bersemangat ingin keluar. Melihat putrinya yang sedih pun Robert menjadi tak tega.
