Hallo semuanya.
Cuma mau ngingetin jangan lupa follow akunnya author, biar bisa tau info info tentang cerita ini makasih;)
Oh iya sebelum itu, Author Gak bakal buka sesi tanya jawabnya dulu. Soalnya yang mau cuma satu orang hehe, kalo ada banyak orang yang minat lagi. Baru author fikirin lagi.
Selamat membaca ...
***
Sesampainya di rumah, Rachel di sambut dengan raut wajah cemas kedua orangtuanya. Lagi-lagi Rachel terharu. Ia sangat beruntung bisa mengenal orang tua seperti mereka.
Rachel menjelaskan secara singkat kejadian itu, papahnya marah, mamahnya menangis tersedu sedu. Rachel menenangkan keduanya, dibantu dengan Arthur.
Setelah mamah megan tenang, Rachel kini di bawa ke kamarnya. Ia di obati oleh mamahnya, sementara Arthur sedang berbicara empat mata dengan papa Robert.
"Ini pasti sakit." Ujar sang mama menatap nanar pinggang Rachel yang memar. Kulit nya penuh dengan bercak ungu, tak sedikit dari lukanya yang mengeluarkan tetesan darah. Rachel baru sadar bahwa lukanya mengeluarkan darah. Berati pukulan si keparat, memang sekuat itu.
"Lumayan mah, tapi Rachel udah gak papa ko." Ucap Rachel. Ia meringis kala kapas yang dibasahi dengan alkohol itu menyentuh kulitnya.
Mama megan dengan telaten mengobati luka luka di pinggang dan perut Rachel. "Ada luka yang lain?" Tanya mama megan. Rachel menggeleng pelan.
"Ya udah kamu ganti baju ya. Jangan dulu mandi, lukanya belum sembuh." Ucap sang mama. Rachel kembali mengangguk, sebelum mama megan bangkit, Rachel segera memeluknya.
"Makasih ma, udah khawatir sama aku." Mama megan langsung membalas pelukan putrinya, ia mengusap kepala Rachel dengan lembut. Hatinya masih sedih kala mengingat luka luka yang Rachel dapatkan.
"Eomma, Gumawo. Eommaneun eommaui salang-eul neukkil su issgi ttaemun-e." Ujar Rachel dengan tulus.
[Makasih ma. Karna mama aku bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu.]
Mama megan langsung melepaskan pelukan mereka, ia menangkup wajah putrinya itu dengan tatapan binar. "Kamu bisa bahasa korea?"
"Little bit." Ucap Rachel sambil membuat ukuran kecil diantara ibu jari dan telunjuk nya.
"Anak mama ini emang hebat!" Rachel tersenyum dengan lebar. Kata kata ini, ia baru pertama kali mendengarnya.
Makasih tante. Rachel membatin dengan perasaan yang tulus.
---
"Kamu bisa ngasih tau kejadian pastinya Arthur?"
Jujur Arthur sangat gugup saat ini, ia merasa terintimidasi dengan tatapan Om Robert. Ia tak biasanya di tatap seperti itu oleh beliau.
Arthur mulai menceritakan kejadian itu tanpa di tambah kan dan tanpa di potong. Sebagian ia ceritakan dari sisi pandangnya.
Om Robert memijat pelipisnya pelan. "Siapa yang berani melakukan itu ke anak saya." Gumamnya dengan datar.
"Apa di sekolah Rachel punya musuh?" Tanya Om Robert.
Arthur terdiam sebentar, pikiran nya tertuju pada Dinda. Tapi gadis itu tak mungkin menculik Rachel. Logikanya, gadis itu terlalu lemah untuk menyeret Rachel yang pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Two Souls (Tamat)
FantasyKejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...