***
Seperti yang di katakan oleh diego kemarin, pria itu sekarang sedang nangkring di depan rumahnya. Padahal ia sudah menolak berkali kali tadi pagi di sekolah, memang sangat batu sekali.
Rachel jadi berfikir, ia seperti seorang wanita yang memiliki banyak pria. Tapi jika pria itu ganteng, gak papa lah ya. Kapan lagi seorang caramel di dekati banyak pria. Ingatkan dirinya dulu, betapa posesif nya kakaknya itu.
Di sekolah tadi rasanya juga sangat tenang, tak ada pengganggu lagi. Ya walaupun sementara. Para dedemit yang menginap di rumahnya juga sudah pulang beberapa waktu yang lalu.
Selama mereka menginap di rumahnya memang tak ada interaksi apapun. Kecuali dinda yang masih selalu mencari muka di depan mereka. Ia hanya membiarkan saja toh ia hanya mengikuti permainannya.
"Batu banget jadi orang." Decak Rachel kesal. Ia tak menyambut Diego dengan baik, Diego ia sudah biasa di julidi seperti itu.
"Udah cepet masuk, gue sengaja bawa mobil biar lo gak masuk angin. Romantis kan gue?" Ucap Diego sembari membusungkan dadanya angkuh.
"Dih, romantis apanya. Gak ada romantis romantis kalo lagi sama gue." Ucap Rachel. Diego memandang rachel dengan malas, rasanya meluluhkan sifat rachel yang terbilang berubah ini akan sangat susah.
"Ya udah gak ada romantis romantis nya kan? Masuk sendiri oke?" Diego pergi memutari mobilnya. Rachel berdecak malas. Ia memang ingin membuka pintu mobil dengan tangannya sendiri. Ia tak biasa jika harus di perlakukan bak ratu oleh Pria.
---
"Kita mau jalan kemana si? Muter muter terus perasaan dari tadi." Ucap Rachel dalam keheningan itu. Mereka memang merasakan situasi hening saat mereka pergi tadi.
"Namanya juga jalan, pasti muter muter lah." Ucap Diego asal.
"Apa si, lo gak jelas banget." Ucap Rachel. Ia jadi kasihan dengan rachel yang asli, gadis itu di kelilingi oleh laki laki yang sangat aneh.
Mulai dari Arthur sang mantan pacar. Yang mempunyai sifat bengis, tak mau di bantah, egois, intinya mah buruk. Meski agak baik juga si.
Laskar, dia lebih baik dari Arthur si. Tapi, ia tak bisa menjodoh kan Rachel yang asli dengan laskar. Kenapa, karna kedua manusia itu sama sama dingin. Ia takut jika kutub Utara kalah dengan hubungan mereka.
Diego, ah ia kakak kelas yang terlalu pede. Kenarsisan nya tinggi. Ia kira Diego sama dengan laskar dulu, tetapi ia salah. Laki laki itu aneh, selalu mengajak nya ribut. Pokonya dia meresahkan.
Udah lah, bodo amat gue. Gue gak bakal deketin elo sama siapa siapa aja sekalian. Rachel membatin.
"Kita makan aja gimana?" Tanya Diego akhirnya. Rachel langsung tersenyum lebar, ia mengangguk dengan semangat.
"Restoran seafood ya."
Diego tersenyum dalam hati. Memang mengajak wanita makan itu tak pernah salah. Tak sia sia ia berfikir lama tadi.
"Iya."
---
Sesampainya di restoran seafood mereka langsung masuk dan memesan beberapa makanan kesukaan Rachel, diego hanya menyamakan pesanannya saja.
Selang beberapa lama makanan pun datang, rachel mengambil sumpit dengan antusias. "Lo suka banget sama seafood ya?"
Rachel mendongkak, mengalihkan pandangannya dari makanan. "Iya, gue suka bangett." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Two Souls (Tamat)
FantasiKejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...