Twenty Four

14.6K 1.5K 111
                                    

***

Rachel memandang papan tulis dengan malas, ia berniat membolos. Lagi pula ini adalah jam pelajaran terakhir, jadi tak apa kan membolos sekali. Pftt, sekali apanya. Salahkan lah caramel yang selalu tak betah berada di kelas, ia sangat Bad dulunya. Tapi karna ia sering di marahi oleh papahnya ia pun tobat, meski tobat nya setengah setengah sih.

Rachel mengangkat tangannya, sontak semua orang menatapnya. "Bu, saya izin ke toilet ya. Saya sakit perut bu, udah gak kuat." Ucap Rachel sembari memegangi perutnya. Semua murid ingin tertawa saja melihat wajah memeable milik rachel itu.

"Kamu ini, ibu kira apa. Ya sudah, sana ke toilet." Ucap guru itu. Rachel pun segera keluar dengan perasaan senang. Sebenarnya guru itu terkenal dengan sebutan guru killer. Tapi berhubung prestasi rachel yang sangat bagus di bidang akademik, guru itu jadi baik padanya.

"Ada untungnya juga, masuk badan orang pinter." Gumam Rachel. Ia berencana menuju taman belakang, bukan taman utama tetapi taman yang satunya. Disana tempatnya selalu sepi, dari pada ia membolos di roffdop lagi. Mending ia bolos disini saja, bukan apa apa. Tapi Arthur, sudah mengetahui bahwa ia sering bolos disana. Ia mana mau di suruh memperhatikan Arthur lagi nantinya.

Melihat pohon jambu yang banyak sekali buahnya, Rachel jadi ngiler. Tanpa pikir panjang ia langsung memanjat pohon itu, meskipun agak kesusahan karna ia memakai rok pendek, tetapi ia berhasil memanjat.

Ia memetik beberapa buah jambu, lalu ia memakannya tanpa mencucinya. Mohon jangan di tiru!

"Gila enak banget, udah lama gue gak makan jambu." Ucapnya sembari mengunyah pelan jambu itu. Ia bersandar kepada dahan pohon disana. Ia memakan jambunya di atas, menikmati angin sepoi sepoi, memakan jambu yang manis, lalu bersandar dengan santai. Sungguh nikmat dunia.

"Gue masih heran deh, kapan si rachel asli muncul gitu kehadapan gue. Atau ngambil alih tubuhnya lagi, masa dia gak mau hidup lagi si."

"Atau dia udah ke alam lain ya. Tapi masa si, dia udah ke alam lain. Tapi kalo iya, gue gimana dong. Masa gue harus disini terus, kan ini bukan lingkungan gue."

"Ah bodo amat lah gue, kalo pun dia gak balik, gue yang bakal berusaha balik ke dunia gue."

---

"Hallo laskar"

"Iya bun? Kenapa, laskar lagi ada kelas loh."

"Ih, kamu ini. Mama ada perlu sebentar kenapa si?!"

"Iya udah iya, bunda ada perlu apa?"

"Nanti pas pulang sekolah kamu ajakin rachel main ya kesini, bunda mau buat kue."

"Kenapa gak bunda aja yang ngomong."

"Kan bunda gak pernah ketemu Rachel lagi, ayo dong. Kan bunda pengen bikin kue sama anak cewe, masa bunda bikin kue nya sama kamu si. Gak seru nantinya."

"Iya deh bun. Tapi kalo rachel nya mau ya bun."

"Iya, yang penting kamu sampein. Awas kalo lupa!"

"Iya bunda."

"Ya udah kalo gitu bunda tutup telponnya. Belajar yang bener, jangan bolos."

"Iya."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang