Thirty Two

10K 1.1K 16
                                    

***

Suara gesekan tongkat bisbol dan marmer terdengar sangat jelas, menambahkan kesan seram yang ada. Pria berpakaian hitam itu kembali mensejajarkan diri nya dan rachel, ia meletakan dagunya di tongkat bisbol yang ia pegang.

Pria itu terkekeh sinis. Ia mulai mengayunkan pelan tongkat bisbol itu itu, ia mengayunkan nya pada kaki Rachel.

Sontak rachel meringis. Sial, ini beneran sakit. Batinnya.

"Gue mau nyiksa lo lebih, tapi kayanya lo udah ketakutan setengah mati." Ucap pria itu mengejek.

Bugh ... Bugh ....

"Argh .... Shh-sakit!" Pria itu tersenyum miring di balik topengnya.

Bugh ....

Badan rachel sudah terasa sangat sakit. Pria itu sangat pengecut, kenapa ia tak mengajaknya bye on saja. Kalo begini kan, otomatis ia akan kalah.

Bughh ...

"Uhuk ... A-ampun!" Rachel memohon dengan lirih. Pria itu menghentikan pukulan nya, ia membuka topengnya. Rachel membulatkan matanya.

"Lo gak perlu kaget rachel."

"Gue gak tau, lo bisa berbuat nekat kaya gini." Ucap Rachel sambil menunduk. Ia membuat wajahnya sesedih mungkin.

Sedetik kemudian Rachel mendongkak, ia menatap netra pria itu dengan tajam. sudut bibirnya tertarik pelan, ia tertawa keras.

"Hahahahaha. Itu kan yang lo mau? Ngeliat gue ketakutan di bawah kuasa lo." Rachel menjeda kalimatnya, ia menahan tawa. "Ngimpi sana anjing!" Bentaknya.

Pria itu menatap rachel kaget. Bukankah sebelumnya gadis itu meringis kesakitan karena dirinya. Kini gadis itu tertawa seperti orang gila.

"Lo gak perlu kaget." Rachel menirukan nada bicara pria itu.

"Lo fikir gue gak tau tentang lo? Gue gak kaget sama sekali, karna gue inget persis siluet wajah lo saat gue pingsan." Ucap Rachel sarkas. Ia kembali tertawa saat melihat wajah pria itu yang mengeras.

"Lo emang sialan chel!" Ucap pria itu marah. Pria itu kembali mengayunkan tongkat nya, saat hendak memukul Rachel, tongkat itu langsung terpental karna tendangan Rachel yang tiba tiba. Sejak kapan rachel melepaskan ikatan kakinya.

"Lo yang brengsek!" Teriak Rachel marah. Ia segera melepaskan ikatan di tangannya, ikatan itu terlepas begitu saja. Untungnya dulu ia anak pramuka, ia jadi tahu cara melepaskan ikatan yang sangat kencang.

"Kenapa lo bisa lepas? .." tanya pria itu kaget.

Rachel tersenyum miring, ia mulai mendekat ke arah pria itu. Tak sadar pria itu mundur ke belakang. Rachel menekan lutut pria itu dengan kuat.

"Lo tau, gue gak bakal bales lo kali ini. Bebasin gue, gue akan rahasiain semuanya."

Pria itu menatap rachel dengan bingung. Bahkan pria itu bisa menyiksa rachel tanpa alat apapun. Tapi ia tak setega itu, ia hanya memberi sebuah pelajaran untuk Rachel.

"Why do you want to keep this a secret?"

"Because I want to repay you with the same." Rachel berbicara sambil memiringkan wajahnya. "But, Gue harus tau dulu kan apa tujuan lo." lanjutnya.

"Gue gak bakal lepasin lo." Geram pria itu. Ia kini memegang erat lengan Rachel. Ia menyeret paksa Rachel dengan kasar.

Rachel meringis, pria itu memegang di bagian lengannya yang sakit. Rachel di bawa ke luar ruangan, rachel tersenyum miring. Ternyata ia di bawa ke gedung tak berpenghuni di dekat hutan.

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang