Fourty

9.5K 1K 46
                                    

***

"Laskar, ada yang mau gue omongin sama lo." Ucap Rachel. Laskar yang sedari tadi memalingkan wajahnya kini menengok ke arahnya.

Jelas sekali, Rachel terlihat ragu untuk menyampaikan apa yang ia ingin sampaikan. "Mau ngomong apa?" Tanya Laskar.

"Ini soal penculikan gue waktu itu." Mendengar itu Laskar langsung menatap Rachel dengan serius. Rachel yang di tatap seperti itupun memantapkan hatinya untuk berbicara dengan Laskar.

"Gue nggak ngomong ke siapa siapa karna gue nggak percaya siapapun kecuali elo." Laskar sedikit terenyuh. Setelah di jatuhkan laskar merasa kembali mendapatkan harapan.

Rachel menautkan jarinya, ia mulai merasa ragu lagi. "Lo, ngomong aja." Ucap laskar. Ia seaakan mengerti kekhawatiran Rachel.

"Orang itu ada di sekitar kita." Laskar terkejut di tempat nya. Ia sudah menduganya, tetapi ia masih bingung siapa orang yang melakukan itu pada Rachel.

"Dia .." Rachel menggulum bibirnya gugup. Ia takut jika Laskar bertindak gegabah. "Dia siapa?"

"Dia Adam."

---

Laskar berjalan dengan langkah kaki yang tergesa, entah kenapa. Tetapi kali ini ia tak bisa berfikiran jernih. Hanya satu tempat yang di tujunya sekarang. Dalang dari penculikan Rachel.

Ia masuk ke dalam kantin, mengedarkan pandangannya ke segala penjuru arah. Ia melihat teman temannya sedang berkumpul sembari mengobrol. Ia tak tahu apa yang di bicarakan teman temannya itu. Tujuannya sekarang adalah lain, ia ingin menghampiri Adam.

Sret ...

Ia langsung menarik kerah baju Adam dengan kencang, ia tak peduli lelaki itu kaget karnanya. Yang ia ingin tahu adalah alasan temannya melakukan hal yang pengecut itu.

Berkali kali Adam bertanya padanya, tetapi ia menghiraukan. Ia hanya fokus memukul Adam dengan membabi buta. Bahkan ia menggertak semua siswa yang hendak merekamnya.

Saat emosinya sudah mulai menurun, ia lantas bertanya. Tetapi jawaban Adam membuatnya kembali naik pitam.

"KARNA GUE MAU BALAS PERBUATAN DIA KE CEWEK GUE SIALAN!!"

---

"Rachel, lo nggak papa kan? Anak anak bilang lo di bully di toilet." Ucap Kimmy saat sampai di Uks.

"Gue gak papa. Santai aja kali." Ucap Rachel yang kelewat tenang. Kimmy menghela nafas pelan, sungguh bukan reaksi itu yang ia inginkan.

"Gue gak tau kenapa tapi gue kesel sama lo chel." Ucap Kimmy tiba tiba. Rachel memandangnya bingung.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Ya elo bukannya marah atau apa gitu, lo malah santai santai aja." Ucap Kimmy mengungkap kan kekesalannya. Rachel menghendikan bahunya acuh.

"Lagian siapa si yang bully lo, berani banget dia bully elo. Nggak tau apa sahabatnya ganas kaya gini." Mendengar itu sontak Rachel tertawa pelan. Ada ada saja fikirnya.

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang