***
Setelah acara debat panjang lebar dan ceramah panjang lebar itu, Rachel menggiring laskar menuju UKS, tentu nya dengan di ikuti Arthur dari belakang. Rachel sempat mengusir Arthur namun pria itu kekeuh ingin ikit dengannya.
Sekarang disinilah ia berada, ia duduk di dekat brangkar, Laskar duduk di brangkar dengan wajah yang lebam. Sementara Arthur memandang keduanya tajam.
"Gue ambil dulu p3k nya. Lo tunggu sebentar." Rachel pergi ke tempat p3k. Sepeninggalan Rachel keduanya saling diam, tak ingin melempar suara.
Rachel kembali dengan membawa kotak p3k ia segera membuka nya, mengambil kapas, alkohol, serta kain. Ia segera menuangkan sedikit alkohol ke kapas, kemudian ia mendekat ke arah laskar.
"Lo mau ngapain?" Tanya Arthur saat Rachel hendak mendekati laskar.
Rachel mengangkat tangan nya yang memegang kapas, lalu satu tangannya mencengkram dagu laskar, ia memperlihatkan wajah laskar yang terluka.
"Liat, gue mau ngobatin dia. Gak usah banyak tanya deh." Ujar Rachel dengan sewot.
Melihat tangan Rachel yang menyentuh wajah laskar, Arthur menjadi gerah dan emosi di tempatnya. Mata nya langsung melotot kala melihat laskar yang menatap Rachel dalam saat rachel mulai mengobati luka luka di wajah laskar. Arthur melonggarkan dasinya dengan kasar.
"Ssshh .. "
Mendengar ringisan laskar, Rachel langsung menghentikan kegiatan nya. "Sakit ya?" Tanyanya. Laskar menganguk.
Rachel langsung mendekatkan wajahnya pada wajah laskar, laskar menahan nafas sesaat. "Fyuh ... " Rachel meniup luka laskar dengan pelan. Ia lalu mengusap rahang tegas milik laskar.
"Sorry, gara gara gue elo jadi —"
Usapan Rachel terhenti karna laskar menghentikan nya dengan cara menggenggamnya. "Ini bukan salah lo, ini salah gue karna terlalu gegabah. Gue emosi tadi."
Rachel tersenyum sembari mengangguk. Ia merasa tak becus kali ini, biasanya jika ada masalah, ia langsung menyelesaikan nya tanpa ada hambatan. Ia juga tak biasa menerima bantuan orang lain, kenapa? Karna ia tak mau orang lain terkena imbasnya. Rupanya ia terlalu santai akhir-akhir ini.
Brak ...
Arthur sengaja menutup kotak p3k dengan kencang, ia lalu menatap laskar dengan tajam. Rachel was was di tempatnya.
"Kenape nih kenape? Ada masalah apa? Jangan bawa bawa gue dong ya." Ucap Rachel pada keduanya. Laskar tersenyum kecil saat melihat raut wajah menggemaskan milik Rachel. Sementara Arthur semakin emosi.
Arthur segera menarik lengan Rachel, Rachel yang tak siap pun hampir terjatuh karna nya. Rachel memukul keras lengan Arthur, tapi lelaki itu tak mengindahkan.
"Woy! Lo mau bawa gue kemana si?! Ini gue lagi ngobatin laskar!!"
Arthur kembali menulikan telinganya.
"Dia lagi obatin gue." Langkah Arthur langsung terhenti, ia berbalik menatap laskar dengan tajam. Sementara laskar menatap Arthur dengan datar.
"Lo mau obatin dia?" Tanta Arthur dengan nada yang kelewat tajam. Rachel mengangguk, detik itu juga Arthur langsung menghempaskan lengan Rachel dengan kasar. Rachel pun meringis.
"Shh ... Lo apa apaan si setan?! Gak jelas banget jadi orang!" Marah Rachel.
"Pulang nanti, bareng gue." Ucap Arthur. Rachel menggeleng cepat. "Ogah, gue ogah."
"Gue nggak nerima penolakan." Setelah mengucapkan itu Arthur melangkah meninggalkan mereka.
"HEH! TAPI GUE BAWA MOBIL SENDIRI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Two Souls (Tamat)
FantasiKejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...