Thirty Five

10.2K 1K 23
                                    

***

"RACHEL!!"

Rachel berjengrit kaget di tempatnya, baru saja ia ingin tidur karna kelelahan. Tapi suara teriakan dan dobrakan pintu yang keras kini menganggu niatnya.

"Chel! Lo gak papa kan? Kata si Arthur, lo di culik? Lo di culik beneran? Anjir, ada juga orang yang mau nyulik lo." Cerocos Kimmy tiada henti. Rachel memandang horor.

"Kim, sini deketan." Kimmy mendekat ke arah Rachel tanpa curiga.

Pletak.

"Awh ... Chel, jahat banget si lo!" Ringis Kimmy kala dahinya di tepuk keras oleh Rachel. Rachel tersenyum puas.

"Ya elo si, dateng dateng udah nyerocos panjang lebar, tiada henti. Gue yang dengernya itu kesel anjir. Nanya nya satu satu!" Sentak Rachel kesal. Dalam hati Kimmy mencibir, padahal Rachel lebih parah dari dirinya.

"Lo di culik beneran?" Tanya Kimmy akhirnya.

"Bukan, gue main culik culikan." Ucap Rachel asal. Kimmy mendelik. "Yang bener chel."

"Ya elo nanya nya yang bener juga. Tau kondisi gue kaya gini, mungkin nggak kalo tadi gue di culik?"

"Mungkin." Ucap kimmy mengangguk kan kepalanya sembari meneliti ke seluruh badan rachel. Rachel menjentrikan jarinya. "Nah itu. Makanya nanya yang berfaedah dikit."

"Lo mah chel, di khawatirin juga." Ucap Kimmy kesal.

Ia sadar perbincangan mereka sudah mulai dikuasai oleh Rachel. Ia juga bingung sejak kapan Rachel pandai bersilat lidah. Rasanya tak masuk akal apa yang di ucapkan oleh Rachel, tapi ujung ujungnya dia juga yang tak bisa menjawab.

"Uch.. yang khawatir, mana nich?" Kimmy bergidik ngeri, sontak ia mulai menjaga jaraknya dengan rachel.

Rachel tertawa, ia merasa puas saat melihat wajah Kimmy.

"Nih, tas lo. Gue yang bawa tadi." Ucap Kimmy menyerahkan tas Rachel. Rachel menghentikan tawanya, ia mengambil tasnya. "Perasaan tadi gue gak liat lo bawa tas deh." Ucapnya heran.

"Lo nya aja yang gak liat!" Kimmy mencibir. "Biasa aja kali tuh muka. Udah jelek makin tambah jelek tau nggak." Ejek Rachel.

Kimmy cemberut, ia langsung bangkit. "Lo makin hari makin nyebelin aja tau nggak chel, mending gue bantu Tante megan masak aja lah kalo gini caranya mah." Ucap Kimmy yang langsung melangkah.

Detik itu juga Rachel tertawa dengan puas. Menjahili orang adalah hobi barunya saat ini. "AWAS NANTI MASAKAN NYA GOSONG."

"BACOT RACHEL."

Rachel tertawa lagi. Ia menghapus jejak air mata nya yang keluar karna keasikan tertawa.

Klek.

"Puas ketawanya?"

Suara bariton pria kini terdengar. Rachel memandang orang itu malas. "Ko, lo masih disini si? Nggak pulang?" Tanya Rachel.

"Gue mau nemenin lo." Ucap Arthur.

"Emang orang tua lo nggak nyariin lo apa? Kasian banget gak di cariin, anak buangan kayanya."

Detik itu juga Arthur langsung terdiam. Ia merasa perkataan Rachel memang sesuai dengan faktanya. Hanya mamanya yang peduli padanya, papanya tidak. Arthur melamun memikirkan nasib mamanya yang ia tinggalkan seharian penuh.

Melihat Arthur yang melamun, Rachel jadi tak enak. "Maaf thur. Gue cuma becanda, tolong jangan di masukin kehati ya?" Ucap Rachel.

Arthur masih terdiam lantaran ia sibuk melamun. "Thur!" Arthur tersadar.

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang