Twenty Five

14.2K 1.4K 34
                                    

***

Seperti yang ia bicarakan dengan laskar tadi, ia kini sedang menunggu laskar di parkiran. Anak itu sedikit ngaret, ia sengaja langsung ke parkiran karna di kelasnya sudah sepi, Kimmy pun sudah pulang.

"Lama bangett .." keluh nya sembari mengusap keringatnya, sebenarnya ia agak bodoh. Kenapa ia malah menunggu di tempat panas. Huh, ia segera menepikan dirinya ke tempat yang teduh.

Selang beberapa lama seseorang datang, rachel menoleh dengan semangat. Tetapi tatapan semangatnya itu hilang ketika melihat siapa yang datang menghampiri nya.

"Ngapain lo?" Tanyanya ketus.

"Ya mau markirin motor lah, elo ngapain disini? Nunggu mantan terindah lo?" Ucap orang itu mengejek. Rachel berdecak sebal, kenapa orang ini selalu membuatnya kesal, padahal ia tak mempunyai masalah apapun dengannya.

"Gue gak nungguin dia! Udah sana lo, pulang sana. Hus hus." Usir rachel sembari mengibaskan tangannya, berniat sekali mengusir Diego.

"Dih ngusir, lo bisa nggak si baik baik sama gue. Sewot bener tiap ketemu gue." Ucap Diego.

"Nggak bisa! Muka lo tuh bikin gue kesel tau nggak." Ucap Rachel. Diego mengelus dadanya sabar.

"Gak ada sopan sopan nya jadi adek kelas." Ucap Diego.

"Mau gue sopanin? Jangan bikin gue kesel mangkanya." Balas Rachel.

"Lah, kapan gue bikin lo kesel dah." Ucap Diego bingung.

"Kehadiran lo yang bikin gue kesel." Ucap rachel julid. Diego menatap rachel dengan tatapan tak percaya.

"Wah gak tau terima kasih banget lo. Inget siapa kemarin yang nganter lo ke rumah lo?"

Rachel sempat terdiam. Tetapi ia segera menjawab. "Kan kemarin lo juga niatnya kabur. Elo gak ikhlas ya anterin gue?!" Tuding rachel kesal.

"Biasa aja jarinya gak usah nunjuk nunjuk." Ucap diego menurunkan telunjuk Rachel. "Oke, yang kemarin kita lupain. Tapi yang tadi, gue gak bisa lupain." Lanjutnya.

"Tadi?" Tanya Rachel bingung.

"Hm. Elo udah numpahin makanan gue tadi. Yang lo siram ke wajah temen lo itu baso punya gue." Ucap Diego dengan tenang.

"Dia bukan temen gue, enak aja!" Sewot rachel tak terima. "Tapi mantan temen kan." Rachel terdiam, iya sih.

"Nah, gue mau minta ganti rugi." Ucap nya sembari memperlihatkan telapak tangan miliknya. Rachel langsung mengeluarkan uangnya, saat ia ingin memberi uang itu pada diego. Diego malah menarik lengannya, jadilah uang itu jatuh tertiup angin.

Rachel melotot, ia segera mengambil uang itu. Menepuk nepuk pelan uang yang berwarna pink itu. "Gila aja lo, ini itu berharga. Malah di jatuhin." Protesnya.

"Gue berubah fikiran. Gue gak mau uang lo." Ucap Diego. Rachel menatap diego dengan bingung.

"Jangan minta yang macem macem lo!" Ucap Rachel yang merasakan hal tak beres.

"Nggak macem macem ko. Gue cuma minta waktu lo." Ucap diego dengan tenang.

"Waktu?"

"Yap, lo harus temenin gue jalan besok malem." Ucap Diego enteng, rachel menggelengkan kepalanya cepat.

"Nggak mau gue. Lagian itu cuma baso. Ngapain lo minta nya waktu si, kenapa lo gak minta baso lagi." Protes Rachel.

"Terserah gue dong." Ucap Diego sombong. Rachel ingin mencakar wajahnya saja rasanya.

"Pokonya lo harus mau jalan sama gue besok malem." Putus Diego dengan sepihak. Ia segera berjalan menjauhi Rachel.

"Tapi nanti besoknya sekolah!" Teriak rachel dengan protes. Tak ada jawaban dari diego, lelaki itu seolah menulikan telinganya. Rachel jadi kesal sendiri.

"Ngomong sama siapa chel?" Tanya seseorang yang baru saja datang.

"Ooh .. itu sama kakel, kakel nya rese. Jadi gue teriak deh." Jelas rachel. Laskar mengangguk, sesekali ia melihat ke arah orang yang baru saja pergi setelah berbicara dengan Rachel.

"Jadi kan?" Tanya rachel menyadarkan laskar. Laskar mengangguk, ia segera memberi rachel helm. Ia sebenarnya tak membawa dua helm tadi. Alasan ia lama ke parkiran ialah ia meminjam helm pada fans nya. Meskipun agak susah karna para gadis itu berebutan meminjamkan helm padanya. Ia tadi membawa helm yang disodorkan dengan asal.

"Ayo!"

---

"Assalamualaikum bunda, laskar pulang." Ucap laskar saat mereka membuka knop pintu rumah laskar.

"Waalaikumsalam, kamu udah pulang sayang. Mana rachel?!" Tanya bunda laskar dengan cepat.

"Rachel disini bun." Ucap rachel memperlihatkan perawakannya. Bunda laskar langsung menyodorkan tangannya pada rachel, rachel meraih tangan bunda laskar dengan kikuk. Tanpa di duga, bunda rachel mengarahkan tangannya ke dahi rachel.

Setelah itu rachel terdiam dengan perasaan campur aduk. Ia hanya tersenyum canggung. "B-bunda katanya mau bikin kue ya bun?" Tanya Rachel.

"Iya sayang, bunda mau bikin kue. Kamu langsung ikut bunda ke dapur yuk. Oh iya kamu jangan gugup gitu dong sama bunda, kan bunda calon mertua kamu sendiri." Ucap bunda laskar sembari menggoda. Bukan rachel yang memerah karna malu tetapi laskar.

"Bunda!" Ucap laskar memperingati. Bunda laskar tertawa, melihat anaknya yang malu seperti itu membuatnya terhibur.

"Ya udah, kita kedapur yuk! Tinggalin aja dia disini." Ucap bunda laskar menarik lembut rachel ke arah dapur.

"Bunda, anak aslinya laskar loh bun." Teriak laskar. Bunda laskar dan rachel tertawa di kejauhan sana.

---

Setelah memasak kue selama beberapa jam, mereka bertiga sekarang sedang menikmati kue yang dibuat oleh bunda dan rachel. Mereka sesekali bercerita dan bergurau bersama, tentu saja ceritanya di dominasi oleh rachel dan bunda. Laskar hanya diam menyimak.

"Yah kue nya abis." Ucap sang bunda.

"Nggak papa lah bun, nanti kapan kapan kita buat kue lagi." Ucap Rachel menyemangati sang bunda.

"Kapan kapan? Boleh!" Ujar bunda dengan semangat. Melihat interaksi bundanya dan rachel hati laskar menjadi hangat. Ia tak menyangka bundanya dan rachel akan seakrab itu.

"Ya udah kalo gitu. Laskar, kamu anter Rachel pulang gih. Udah sore, takutnya keluarga nya nyariin." Ucap sang bunda.

Mendengar kata keluarga rachel hanya tersenyum kecut. Keluarga aslinya padahal tak pernah memperdulikan perasaan nya kecuali cleo, dan di keluarga yang baru ini. Kedua orangtuanya sibuk melakukan perjalan bisnis. Ia tahu mengapa Rachel yang asli sangat kesepian.

Melihat raut wajah rachel, laskar langsung mengerti. Ia segera bangkit dan berjalan ke atas membawa jaket dan kunci motornya.

"Lo tunggu sebentar ya." Ucapnya sebelum pergi ke atas.

"Iya."

***

Ada yang tau kenapa rachel sempet kikuk dan gugup?

Terimakasih sudah membaca ❤️
Jangan lupa vote komen nya ❤️

Transmigration Of Two Souls (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang