***
Setelah acara di ruangan BK itu, Rachel pamit untuk pergi menenangkan diri. Sebenarnya ia pamit ke kelas, tapi ia ingin bolos. Biarlah nanti ia bertemu dengan pak dodik lagi di ruangan BK. Lagian pak dodik juga gak galak galak amat, pikir Rachel.
Angin berhembus pelan ke wajah rachel, ia memandang lapangan dan taman sekolah dari roffdop. Roffdof sekolah ini tidak panas seperti sekolah nya. Di sekolahnya roffdop itu ada tapi tak memakai atap. Jelas ia akan merasa panas jika berada disana.
Mulai sekarang tempat ini akan menjadi tempat menyendiri nya. Ia sudah mengklaimnya. Ia tak akan membiarkan orang lain berada disini nanti. Tak peduli jika sudah ada orang yang mengklaim tempat ini.
"Awas kesambet."
Rachel menoleh, ia mendapati laskar disana. Orang itu memegang kantung keresek di tangannya. Mata rachel memicing.
"Bawa apaan tuh?"
"Makanan sama minuman." Ucapnya. Ia berjalan dan duduk di dekat Rachel.
"Buat gue kan?" Tanya Rachel berharap. Ia sudah melupakan tentang ia yang baru saja mengklaim tempat ini.
"Ke Gr ran lo." Ucapnya. Rachel mendengus malas. "Ya udah, lo kalo mau makan jangan disini. Gue jadi iri liat lo yang neguk menuman seger." Ucap rachel.
Laskar terkekeh pelan. Rachel terkesima, laskar ini sangat tampan. Emang image nya sangat cocok dengan sikapnya, Dinggin dan cool. Meskipun tidak terlalu dingin sih.
"Nih." Laskar memberikan sebotol minuman. Dengan senang hati rachel menerima nya, ia sangat haus saat berbicara tadi. Ia juga sangat lapar karna melewati jam istirahat tadi.
"Pelan pelan." Ucap laskar saat melihat rachel yang makan dengan rakus.
"Ghuwe ghak bwisa. Lapher buanget." Ucapnya tak jelas karna mulutnya penuh dengan makanan.
"Telen dulu." Ucap Laskar. Rachel pun mengikuti ucapan laskar. Ia tersenyum manis pada laskar.
"Makasih laskar, kalo gak ada lo gue udah mati karna dehidrasi dan kelaparan disini." Ucap rachel dramatis.
"Aneh Lo, padahal lo bisa beli ke kantin. Lo kan kaya." Ucap laskar. Rachel cengegesan.
"Gue gak sempet, tadi malah ada drama. Jadi gue mainin deh." Ucap Rachel. Laskar pun mengerti, ia memang berada di sana tadi. Ia datang terlambat bersama Arthur dan yang lainnya.
"Maafin gue." Ucap laskar.
"Hah? Ngapain lo minta maaf?" Bingung Rachel.
"Gue gak bela lo pas Arthur nuduh lo." Ucap laskar. Rachel menganggukan kepalanya.
"Santai aja, lagian emang itu rencana nya si uler. Sengaja biar dapet perhatian nya si Arthur." Ucap Rachel. Laskar memandang rachel dalam diam.
"Ngapain? Gue emang cantik kar, cantik gue mah tiada tara lagi." Ucap rachel dengan pd.
"Pd."
"Ke pedean itu perlu kar. Kalo kita hidup di dunia ini dengan menghilangkan rasa kepedean kita, gak bakal maju maju kita." Ucap Rachel. Laskar mengangguk membenarkan.
"Tapi kalo pd nya terlalu tinggi. Jatohnya narsis Chel." Ucap Laskar. Rachel terkekeh, memang, kepedean dirinya itu sudah naik tingkat nya menjadi ke narsisan.
"Chel."
Rachel meredakan tawanya. Ia menatap laskar, seolah bertanya 'apa'.
"Apa emang dari dulu, dia udah sering fitnah lo?" Tanya laskar. Rachel sempat berfikir, ia tak tahu. Yang ia tempati kan bukan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Of Two Souls (Tamat)
FantezieKejadian yang tak masuk akal itu menimpa Caramel. Ia harus masuk ke dalam raga seseorang yang sangat di benci oleh keluarga besarnya. Beruntung nya raga itu mempunyai kedua orang tua yang sangat menyayanginya, beruntung nya juga raga itu mempunyai s...