Setelah menempuh waktu sekitar dua puluh menit dari halte bus, taksi yang membawa Yoonji dan bibi Song sempat terhenti dan terlihat seseorang menghampiri mereka.
"Selamat siang" sapa pria itu dan disambut senyuman oleh bibi Song, kemudian ia mengeluarkan tanda pengenal dari dalam tas nya. Mobilpun kembali melaju. Tidak heran, kawasan elite seperti ini pasti keamanannya pun sangat ketat.
Mata Yoonji berbinar melihat keluar kaca mobil. Meskipun banyak bangunan yang sangat mewah dan besar di sini namun masih terlihat sangat asri karna pepohonan rindang dan lahan hijau yang sangat terawat. Apa ini nyata? Ya Tuhan, Aku seperti sedang berada di negeri dongeng saat ini.
Tak lama akhirnya taksi merekapun berhenti di depan sebuah pagar hitam yang menjulang tinggi. Hingga pagar itu terbuka, tampak seorang pria berbadan tinggi besar dan berJas hitam berdiri seakan menyambut kedatangan mereka.
"Ini rumah majikanmu, bi?" Baru selangkah ia melewati pria itu, mulutnya menganga memandang kagum sebuah bangunan yang berada di depannya.
Rumah dengan nuansa putih yang sangat megah, terdapat halaman yang sangat luas seperti lapangan, beberapa tanaman hias dan pepohonan yang terlihat sangat terawat dan menyegarkan mata disana, ada pun kolam dengan air mancur ditengahnya.
"Ini seperti istana" Yoonji terus memuji rumah itu.
"Ayo, nyonya sudah menunggu mu"
Terlalu sibuk mengagumi sekeliling rumah tanpa Yoonji sadar langkah kakinya sudah membawanya berada di pelataran rumah megah itu dengan bibi Song yang sudah berdiri di depan pintu yang sedikit terbuka, dengan segera Yoonji mengekor dibelakang bibi Song memasuki rumah.
Mata Yoonji membulat sempurna, mulutnya menganga lebar. Ia benar-benar tak percaya dengan yang dilihatnya saat ini.
Perabot di rumah ini terlihat sangat menawan dan pasti sangat mahal. Ia tak bisa membayangkan bagaimana jika ia tak sengaja memecahkan guci yang berada di sudut ruangan sana, seumur hidup pasti tak akan sanggup untuk menggantinya.
Akibat terlalu mengagumi seisi rumah membuatnya tak sadar kembali bahwa kini sudah ada wanita paruh baya yang sedang duduk dengan anggunnya di sofa besar ruangan itu. Bak seorang ratu kerajaan yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Meskipun sudah hampir berusia setengah abad, namun aura kecantikannya tidak terurai sama sekali. Tentu saja, orang kaya selalu menghabiskan jutaan won untuk perawatan tubuhnya.
Dalam hati gadis itu tersenyum getir. Seseorang bisa menghabiskan jutaan won hanya untuk perawatan kulit. Sedangkan Yoonji, gadis dua puluh tahun itu harus bekerja sangat keras untuk bisa bertahan hidup.
"A-annyonghaseyo, nyonya" sapa Yoonji gugup sembari membungkukkan badannya.
"Duduklah"
"B-baik"
Yoonji mengikuti langkah bibi Song duduk di sofa yang berseberangan dengan sang nyonya.
Ia sedikit terkejut ketika bokongnya baru saja mendarat disofa berwarna coklat tua itu, tapi untung saja ia masih bisa mengatur ekspresi wajahnya untuk tetap terlihat tenang. Terasa sangat lembut dan empuk. Bahkan lebih empuk dari kasur yang ada di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanfictionMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...