Rasa bahagia yang kini sedang Yoonji rasakan mungkin tak sebanding dengan rasa sakit yang telah ia terima. Namun, hari ini, kebahagiaan ini sudah lebih dari cukup untuk sedikit menyembuhkan lukanya. Meski sehebat apapun itu luka yang ia dapat akan terus membekas dalam hatinya. Sakit sekali. Apalagi sumber kesakitan itu adalah seseorang yang sangat ia cintai.
Yoonji tak pernah merasakan cinta sebesar ini dalam hidupnya. Ia sendiri bingung mengapa cinta itu tumbuh dalam hatinya untuk seseorang yang sama sekali tak menganggapnya ada. Bahkan Yoonji yakin, sebesar apapun cinta yang Yoonji miliki tak akan mampu membuat pria itu luluh. Sangat sulit dipercaya baginya.
Park Jimin. Pria arogan itu telah berhasil mencuri seluruh cinta yang Yoonji miliki hanya dengan sandiwaranya. Gila. Bagaimana bisa Yoonji mencintai pria sepertinya?
Tapi itulah kenyataannya. Menyangkal bagaimanapun Yoonji telah jatuh hati pada pria itu, jauh dalam hatinya ia percaya bahwa Jimin yang ia kenal bukanlah Jimin yang sebenarnya. Dia baik, sangat baik, hanya saja sesuatu telah merubahnya menjadi sosok yang begitu tak berperasaan.
Yoonji tau ini adalah kesalahannya yang terus memupuk cinta itu, cintanya kian tumbuh seiring dengan sakitnya.
Mencintai seorang Park Jimin memang adalah sebuah luka yang sengaja dibuat sendiri.
Namun Yoonji bersyukur, disaat ia merasa semesta tak memihak padanya ternyata masih ada orang yang peduli akan dirinya. Tau akan perasaannya. Dan mengerti akan penderitaannya.
Seperti sekarang, sakit itu terbalut rapi dengan senyuman bahagia yang terpatri diwajah cantik Yoonji. Ia tak akan mengecewakan orang-orang yang telah berusaha keras membuatnya merasa lebih baik.
Satu orang yang ia kagumi saat ini, seseorang yang belum lama ia kenal namun dengan begitu tulusnya melindungi. Semua perlakuan dan sikap yang begitu membuat hati Yoonji kembali menghangat. Andai saja, jika Jimin bersikap yang sama sepertinya.
"Apa kau senang?" Kim Taehyung.
Yoonji mengatur napasnya yang tersengal diselingi tawa kecil yang membuat wajah merahnya semakin terlihat manis. Kemudian mengangguk, "Yaa, aku senang sekali!" serunya lalu kembali berlari diatas hamparan pasir putih dibawah teriknya matahari, Taehyung terkekeh kemudian mengejarnya.
"Yak!" seru Taehyung terengah sambil membungkuk memegang lututnya, "Berhenti" napasnya tersengal-sengal, "Aku..sudah tidak kuat lagi" pungkasnya kemudian menjatuhkan dirinya begitu saja dengan deruan napas berat yang masih sama.
Yoonji mendesah kecewa, "Payah sekali!" cibirnya dengan napas yang sebenarnya tersengal juga. Namun, ia masih kuat jika untuk berlari lagi. Yoonji kemudian meninggalkan Taehyung yang masih mencoba memulihkan tenaganya.
"Dimana Eunkyung dan Jungkook?" gumam Yoonji sambil berjalan celingukan mencari keberadaan dua orang itu, "Sepertinya aku terlalu jauh berlari" gumamnya lagi.
Dibawah terik matahari yang sangat panas ini tak membuat Yoonji enyah dari bibir pantai. Tanpa alas kaki Yoonji dengan senang bermain pasir dan berlarian disana. Tak dilewatkannya pula ombak kecil yang datang menyapanya. Yoonji senang. Sangat senang.
Terlihat disana pria yang terus menampilkan senyum kotaknya memandang lekat ke arah Yoonji. "Ini tidak boleh dilewatkan" ucapnya kemudian merogoh saku celana dan mengarahkan ponselnya untuk memotret wanita yang tengah tertawa sendirian bermain air disana.
"Yoonji!" sang pemilik namapun menoleh, "Sudah bermainnya, kita harus pulang!" seru Taehyung.
Yoonji mendengus, ia tak ingin hari ini berakhir. Untuk hari ini Yoonji merasa dirinya sangat bebas. Dengan sedikit malas Yoonji melangkahkan kaki mendekati Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanficMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...