Part 9

345 31 2
                                        

Pagi ini cuaca sangat cerah. Secerah senyum gadis yang tengah berjalan dengan menenteng keranjang buah berukuran sedang di tangannya. Sesuai dengan perkiraan tiga hari yang lalu. Gadis itu sudah bersiap untuk memanen buah hari ini.

Beruntungnya, Jimin sedang bertugas di luar negeri sejak tiga hari yang lalu. Mungkin juga untuk beberapa hari kedepan. Jadi, Yoonji bisa bebas dari pekerjaannya sebagai asisten pribadi Jimin untuk sementara.

Yoonji sangat bersemangat. Hingga langkahnya yang santai perlahan semakin cepat saat tiba di perkebunan milik majikannya. Sudah lama sekali dia tidak berkebun. Terakhir kali, saat gadis itu masih berumur sepuluh tahun.

"Perhatikan langkahmu, Yoonji!" Seru nyonya Park yang melihat Yoonji berlari kecil mendahului dua wanita paruh baya yang tadi bersamanya.

Bibi Song yang berjalan di belakang nyonya Park hanya terkekeh pelan.

Disana, Yoonji terlihat terkejut ketika mengetahui bahwa bukan hanya mereka bertiga yang akan berkebun. Banyak pekerja lainnya yang mungkin mereka memang bekerja khusus di kebun ini. Karna Yoonji tidak tau sama sekali tentang kebun ini dan tidak pernah melihat mereka.

Yang sangat membuatnya terkejut sekaligus tidak nyaman adalah setiap pekerja yang melihatnya selalu menyapanya tersenyum ramah dan membungkuk dengan hormat.

"Selamat pagi, nyonya"

Dan sebutan 'nyonya' membuatnya semakin tercengang.

Yoonji membalas sapaan mereka dengan senyuman kaku dan sedikit merendahkan tubuhnya.

'Ternyata bukan hanya penghuni rumah saja bahkan pekerja di sini semuanya aneh' batin Yoonji.

"Ada apa? Kenapa kau terlihat tidak nyaman?" Tanya nyonya Park menghampirinya.

"Tidak apa-apa, nyo-, eomonim" gadis itu menggeleng dan tersenyum kaku.

Kedua alis nyonya Park terangkat "Kau yakin?"

"Aku hanya sedikit terkejut. Mereka memanggilku dengan sebutan 'nyonya'" mata Yoonji membulat lucu hingga membuat nyonya Park tertawa kecil.

"Mereka tidak salah. Kau memanggilku Eomma. Itu artinya kau adalah putriku" nyonya Park menggoyangkan dagu Yoonji pelan. Gemas sekali melihat wajah gadis itu saat ini.

"Tapi-"

"Kau mau berkebun atau tidak?" Tanya nyonya Park yang langsung diberi anggukan cepat oleh Yoonji.

Nyonya Park terkekeh "Ayo!".

Sementara itu, bibi Song yang memperhatikan kedua wanita yang ada di depannya, hanya tersenyum dan memandang sang nyonya dengan penuh arti.

"Yoonji-ah, kau tau kenapa ada kebun seluas ini di rumah ini?" Tanya nyonya Park tiba-tiba.

"Kenapa, eomonim?" Yoonji menoleh sekilas lalu kembali memetik beberapa Strawberry dan memasukkan nya ke dalam keranjang.

"Karena aku suka berkebun" jawaban nyonya Park membuat Yoonji tertawa sampai tangan lentiknya menutupi mulutnya dengan anggun.

"Tapi aku jauh lebih suka saat panen dan memakan hasilnya" ucap Yoonji.

Mereka berdua tertawa saat candaan itu terus berlanjut dan jauh dari pembahasan awalnya.

"Wahh ada kebun anggur juga di sini?" Mata Yoonji membulat saat melihat kebun anggur yang juga sedang dipanen.

Mata Yoonji semakin membulat dengan mulut yang ikut terbuka saat melihat kebun buah lain dan berbagai sayuran juga.

Astaga. Berapa banyak uang yang Jimin habiskan untuk semua ini!

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang