Part 40

339 27 5
                                    

Jimin sedang berada di kantornya saat ini. Pria itu berdiri di depan jendela besar menatap gedung-gedung pencakar langit yang tengah diguyur hujan, sejak tiga jam yang lalu hujan tak berhenti membasahi kota Seoul. Ia fokus menatap luar sembari mengesap secangkir kopi yang sudah menghangat.

Atensinya teralihkan saat seseorang membuka pintu. Jimin tersenyum sangat manis melihat seseorang yang masuk ruangannya. Ia meletakkan cangkirnya diatas meja kerja.

"Aku sangat merindukanmu" ucap Yerin dengan manja sembari memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Aku juga" ucap Jimin membalas pelukan Yerin.

"Aku sangat sangat sangat merindukanmu!" Yerin mengeratkan pelukan seakan tak ingin melepasnya.

Jimin sedikit terkekeh dan tak berniat melonggarkan tubuh Yerin darinya. Dia juga sangat merindukan wanitanya.

"Kenapa kau lama sekali disana? Kau bilang hanya sebentar, kau berbohong padaku!" ketus Yerin dengan sangat manja.

Jimin mencium pucuk kepala Yerin lama, "Kau merindukanku, tapi kenapa tak pernah membalas pesanku?"

Yerin melepas pelukannya, ia menatap Jimin kesal dengan mata berkaca-kaca.

"Itu sebabnya kau berlama-lama disana? Kau bahkan tidak langsung menemuiku saat kembali ke Seoul. Apa aku tidak penting lagi untukmu?" ucap Yerin sedikit serak, airmatanya pun sudah turun.

Jimin menghapus airmata Yerin dan menatap manik wanita yang di cintainya itu dengan lekat, "Hey, kau sangat penting bagiku. Kenapa bicara seperti itu?" ucapnya dengan sangat lembut.

"Apa kau bersenang-senang dengan istrimu disana? Kau tidak tau aku-" ucapan Yerin terpotong karna Jimin langsung mencium bibir wanita itu. Hanya beberapa detik Jimin melepasnya.

"Jangan pernah mengatakan omong kosong, aku bahkan selalu memikirkanmu disana" tutur Jimin.

"Maaf, karna seingatku hari ini kau ada pemotretan jadi aku berniat menemuimu nanti malam" tuturnya lagi.

Yerin diam, matanya kembali ingin menumpahkan cairan bening yang terbendung disana. Namun, Jimin kembali memeluk Yerin dan mengsusap lembut punggung wanita itu.

"Maafkan aku, sayang. Jangan menangis lagi"

"Kau selalu membuatku tak bisa marah padamu. Aku tidak suka!" ucap Yerin dengan suara serak dan kesal.

Jimin tertawa lirih mendengarnya, "Apa kau sudah makan siang?" tanya Jimin.

Yerin hanya menggeleng dengan masih memeluk Jimin. "Kenapa belum makan?" tanya Jimin khawatir.

"Aku ingin makan bersamamu" jawab Yerin.

Jimin melepas pelukannya dan menghela nafas. Tangannya mengusap rambut Yerin, ia baru sadar bahu dan rambut kekasihnya itu sedikit basah.

"Aku juga tidak suka jika kau tidak memperhatikan dirimu sendiri seperti ini"

"Karna aku sangat merindukanmu jadi aku ingin cepat-cepat kesini menemuimu"

Jimin tersenyum gemas, lalu menangkup wajah Yerin dan mengecup sekilas bibirnya.

"Kau ingin makan apa? Biar aku pesankan" Jimin menggandeng Yerin untuk duduk di sofa.

"Apa saja" singkat Yerin namun terdengar manja.

Jimin mengambil ponselnya dan memesan makanan. Tidak sampai satu jam pesanannya pun sampai. Mereka makan bersama, sebenarnya Jimin masih sangat kenyang karna Yoonji membawakannya bekal cukup banyak hari ini. Namun, karna tak ingin membuat Yerin kesal dengan menolak ajakannya, akhirnya ia mengalah saja.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang