Part 27

342 32 0
                                    

Dua jam perjalanan yang mereka tempuh untuk sampai di kediaman orangtua Yoonji. Setelah menghentikan mobilnya di halaman rumah, Jimin melepas sealtbelt lalu menoleh ke arah istrinya yang sedang terlelap pulas di sampingnya.

Jimin melepas sealtbelt di tubuh Yoonji, ia memandang wajah damai istrinya sejenak lalu mengusap pelan pipinya.

"Hey, bangunlah. Kita sudah sampai"

"Yoonji?"

Yoonji melenguh lalu menguap, ia mengedarkan pandangannya ke arah luar yang sudah gelap. "Sudah malam" gumamnya.

"Ayo, turun" seru Jimin lalu turun dari mobil mendahului Yoonji.

Yoonji segera turun menyusul suaminya, di teras rumah ternyata sudah ada ibu dan adiknya yang menyambut kedatangan mereka.

"Eonni!" Seru Aeri yang melihat Yoonji berjalan mengarah ke mereka.

Yoonji tersenyum lalu memeluk sang adik dengan erat. "Aku sangat merindukanmu, eonni"

"Eonni juga merindukanmu, Aeri-ah"

"Apa kabar, eommonim?" Ucap Jimin memeluk sekilas ibu mertuanya.

"Baik, bagaimana dengan kalian?"

"Kami baik, eomma" balas Yoonji sembari memeluk sang ibu.

"Aku sangat merindukan eomma" ucapnya lagi.

"Eomma juga, sayang" nyonya Han membalas pelukan itu lalu mengelus lembut punggung putrinya.

"Jimin oppa, apa kau membawa hadiah yang kau janjikan padaku waktu itu?" Ucap Aeri yang membuat Yoonji menoleh padanya.

"Hadiah?" Yoonji sedikit mengerutkan keningnya, ia tidak tau adiknya itu ternyata diam-diam berkomunikasi dengan Jimin? Jangan-jangan Aeri yang meminta pada Jimin, batin Yoonji.

"Tentu saja, ada di mobil. Ambillah" ucap Jimin.

"Aeri!" Seru Yoonji saat Aeri berlari kecil menuju mobil Jimin.

"Biarkan saja"

"Sudah, ayo kita masuk disini dingin" sela nyonya Han, ia tau Yoonji pasti tidak suka kalau seseorang memberikan sesuatu pada keluarganya tanpa sepengetahuannya.

Apa salahnya? Ini kan dari suaminya sendiri.

Mereka kemudian masuk rumah, Yoonji meletakkan koper kecilnya di kamar. Lalu menghampiri ibunya ke dapur yang sedang memasak untuk makan malam.

Sedangkan Jimin, ia duduk di sofa dengan iPad di tangannya. Ia masih ada pekerjaan sebenarnya, namun ia tidak enak jika tidak datang di hari peringatan kematian mertuanya sendiri.

Saat sedang fokus menatap layar iPad, Yoonji datang membawa secangkir teh hangat dan meletakkannya di meja.

"Minumlah selagi hangat" ia tersenyum kemudian mendudukkan dirinya di samping Jimin.

"Maaf ya, kalau kau kurang nyaman berada disini" ucap Yoonji.

Jimin tidak membalasnya, hanya menoleh pada Yoonji seakan bertanya maksud ucapannya.

"Rumahku sangat sederhana, jauh sekali dengan rumah yang kau tinggali selama ini" jelas Yoonji dengan lembut.

"Itu salahmu" balasnya kemudian kembali fokus pada grafik yang tertera di layar iPad nya.

Yoonji diam menghela nafas, ia tau maksud perkataan Jimin. Sebelum menikah Jimin sempat memberi taunya bahwa ia telah membelikan rumah mewah di Busan untuk di tempati ibu dan adiknya. Namun Yoonji menolak, lagi-lagi dengan alasan Jimin terlalu banyak membantunya. Aneh sekali.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang