Part 14

326 28 0
                                    

Pagi ini adalah pagi yang begitu berat bagi Yoonji. Gadis itu baru saja membuka matanya, tepat pukul 05.51 pagi. Ia sangat lesu dan matanya sedikit bengkak. Bagaimana tidak, gadis itu terus bergulat dengan kecemasannya dan menangis semalaman. Ia baru bisa memejamkan matanya hampir jam tiga dini hari.

Ia takut jika pernikahannya dengan pria itu hanyalah sebuah permainan yang sewaktu waktu bisa hancur. Apakah keputusannya adalah jalan terbaik untuk dirinya?

Ia sudah mengambil keputusannya sendiri untuk menerima kesepakatan dari Jimin. Namun tetap saja, ketakutan tentang kehidupan pernikahan itu terus menghantui pikirannya.

Dengan sisa tenaga yang masih ada, Yoonji bangkit dari kasurnya, lalu melangkah untuk membuka tirai jendela dan membuka pintu balkon itu lebar-lebar. Suasana pagi ini begitu indah dan menyejukkan.

Sejenak ia melupakan semua tentang ketakutannya. Beberapa kali ia menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan.

"Tidak apa, Yoonji. Semua akan baik-baik saja" ucapnya menghibur diri sendiri.

Ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu melakukan kegiatan pagi seperti biasanya. Ia juga masih berstatus pelayan di sini. Jadi, ia akan tetap melaksanakan kewajibannya bekerja untuk melayani tuan muda. Calon suaminya.

Setelah beberapa langkah Yoonji keluar dari kamarnya, tampak seorang wanita tengah berjalan menaiki tangga.

"Bibi Song,?" Sapa Yoonji saat wanita itu berjalan menghampirinya. Pasti ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

"Nyonya dan tuan besar sudah menunggumu di ruang keluarga" ucapnya dengan tersenyum.

"Memang ada apa?" Bingung Yoonji dengan wajah polosnya.

Kepala pelayan itu tersenyum "Kau akan tau jika sudah menemui mereka"

"Tapi, tuan muda-"

"Tuan muda juga sudah ada disana" potong bibi Song yang membuat mata Yoonji membulat dan jantungnya berdetak dengan cepat.

Yoonji hanya bisa menelan saliva nya dan berjalan mengikuti kepala pelayan itu dengan perasaan gugup.

Benar saja, tuan Park, nyonya Park, beserta putranya. Jimin. Sudah ada di ruang keluarga. Nyonya Park yang menyadari kehadiran Yoonji menyambutnya dengan wajah bahagianya. Begitu pun dengan tuan Park, meski hanya tersenyum namun terdapat kehangatan yang begitu terasa saat melihat nya. Berbeda sekali dengan pria yang tengah duduk di sebelah tuan Park. Jimin, ia terus sibuk dengan ponsel di tangannya, bahkan pandangannya tak teralihkan sama sekali meski Yoonji sudah duduk di sofa yang ada di hadapannya.

"Wajahmu terlihat pucat, apa kau sakit?" Tanya nyonya Park yang menyadari wajah tak biasa dari Yoonji pagi ini.

Yoonji menggelengkan kepalanya dan tersenyum kaku "Tidak, eomonim. Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah".

Nyonya Park hanya tersenyum dan mengangguk mengerti.

Sedangkan Yoonji langsung menunduk dan memainkan jarinya, ia menjadi semakin gugup saat tak sengaja maniknya menangkap Jimin yang tengah menatapnya dengan wajah datarnya.

"Baiklah, langsung saja" tuan Park menghela nafasnya ringan dan menatap Yoonji dengan lekat "Nona Han, apa kau benar-benar yakin dengan keputusanmu untuk menikah dengan putraku?"

Yoonji langsung menatap ke arah tuan Park dan Jimin secara bergantian. Jantung Yoonji berdegup sangat kencang, tangannya berkeringat dan terasa dingin karna sudah sedari tadi ia sangat gugup.

"I-iya, aku menerimanya"

"Terimakasih, Yoonji-ah" Nyonya Park langsung memeluk Yoonji dengan erat, ia sangat bahagia.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang