Hari ini tidak ada acara ataupun pergi ke suatu tempat, mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. Bercengkerama dengan topiknya masing-masing. Para istri mengobrol, sedangkan para suami bermain game.
"Haish! Kau curang hyung!" teriak Jungkook.
"Yak! Kau yang tidak bisa bermain"
"Sudahlah aku tak mau bermain denganmu lagi" Jungkook meninggalkan Seokjin, lalu menghampiri para noona nya.
"Kau kalah lagi?" tanya Seoyun.
"Jin hyung curang!".
Jin tertawa keras, sedang Seoyun dan yang lain melihat dua orang itu dengan malas.
"Belajarlah dulu jika ingin melawanku"
"Kau sombong sekali hyung. Ayo, lawan aku kalau bisa" Jimin mengambil alih tempat Jungkook sebelumnya.
"Aahh jangan merajuk seperti Jungkook jika kalah dariku, eoh?"
Jungkook yang merasa tersindir pun menoleh dengan kesal, kemudian kembali fokus pada obrolan para noona nya.
"Jadi, Yoonji, apa kau sudah merasakan tanda-tanda yang kusebutkan tadi?" tanya Naeun.
"Tanda-tanda apa, noona?"
"Diamlah" desis Hyeri.
Yoonji terdiam sejenak, kemudian menggeleng. "Belum, eonni" jawabnya dengan lirih.
"Bisa saja 'kan Yoonji memang tidak merasakan apapun, dulu saat aku mengandung Jira juga seperti itu" jelas Nanhee.
Jungkook mengangguk-anggukan kepala, entahlah pria itu mengerti atau tidak. Ia bahkan sibuk sendiri dengan makanan ringannya.
"Kau sudah pernah konsultasi dengan dokter kandungan?" tanya Seoyun.
Yoonji menggeleng lagi, "Belum, eonni"
Keempat wanita itu menghembuskan nafasnya, "Sebaiknya konsultasi, Yoonji. Ajak suamimu. Aku yakin Jimin pasti akan mengerti" tutur Hyeri dengan pelan.
"Itu benar, konsultasi bukan berarti kita bermasalah. Bisa saja karena memang ada sesuatu yang perlu kita rubah, bisa itu pola makan kita atau kebiasaan kita, dan yang lainnya"
Yoonji terdiam. Dadanya jadi sesak, pernikahannya hanya kontrak! Lalu, bagaimana bisa dirinya membohongi orang baik seperti mereka. Ampuni aku, Tuhan.
"Yoonji-a, semua pasti akan baik-baik saja. Kau juga tau bukan? Cukup lama aku menantikan kehadiran janin yang tumbuh di kandunganku saat ini" ucap Naeun menenangkan.
Yoonji menunduk, ia meremas bantal kecil yang ada dipangkuannya. Matanya memanas dan mengalirkan cairan bening dengan begitu saja.
"Noona? Kau menangis?" tanya Jungkook saat mendengar isakan kecil dari wanita itu, ia sedikit khawatir baru kali ini melihat Yoonji seperti ini.
Nanhee merangkul Yoonji dengan hangat, "Jangan menangis, maafkan kami, eoh? Kami tidak bermaksud apapun, kami hanya-"
"Tidak, eonni. Kalian tidak salah. Aku saja yang cengeng" Yoonji menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.
Naeun memeluk Yoonji, ia juga pernah merasakan posisi Yoonji saat ini. Menanti sang buah hati.
"Bagaimana jika hari ini kita menghabiskan waktu bersama?" ucap Naeun semangat.
"Kita sudah bersama sejak kemarin 'kan"
"Aish! Maksudku hanya kita. Tanpa para pria itu" Naeun menatap para suami yang masih asik dengan dunianya sendiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/282412092-288-k388141.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanfictionMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...