Suara gemersik hujan menjadi melodi indah yang mengiringi lamunan Jimin. Posisi duduk santai dikursi kebesarannya tak berubah sejak tiga jam yang lalu, tatapannya kosong ke arah jendela besar yang menampilkan terguyurnya kota Seoul oleh hujan.
Tok tok tok!
Jimin tersadar saat ketukan pintu ruangannya terdengar, "Masuk" serunya.
Lee Sora, wanita cantik itu masuk dengan senyum tipis dan melangkah dengan tenang menuju meja bossnya"Permisi, tuan. Sepuluh menit lagi rapat akan dimulai" ujarnya dengan sopan.
Jimin menghela napas dan membasahi bibirnya sebelum kembali berucap, "Kau urus semuanya. Kirimkan hasil rapat itu lewat email" ucapnya.
Sora mengernyit heran. Hatinya bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan bossnya. Tidak ada yang Jimin kerjakan selama dikantor hari ini. Pria itu hanya menerima beberapa berkas dan memberikan tanda tangannya saja, bahkan sampai membatalkan beberapa pertemuan penting hari ini.
"Tuan..a-anda baik-baik saja?" tanya Sora sedikit ragu.
Jimin memutar kursi hingga kini berubah menghadap Sora. Sora yang melihat wajah dingin itupun segera menelan ludahnya dengan susah.
"Bagaimana aku dimatamu?"
"Y-ya?" Sora terkesiap dengan pertanyaan tersebut, "Masih ada waktu sepuluh menit 'kan?" Jimin memberikan kode pada Sora untuk duduk.
Dengan perasaan aneh Sora mendudukkan dirinya, namun tidak berniat untuk mengeluarkan suara apalagi menjawab pertanyaan Jimin. "Aku tidak bisa mendengar suara hatimu, jadi bersuara lah dengan jelas. Bagaimana aku dimatamu?" ujar dingin Jimin.
"Mm" Sora menggumam, jujur saja dia bingung harus menjawab apa. Jimin sempurna dimata semua orang, "Saya..tidak mengerti maksud pertanyaan tuan-"
"Apa aku terlihat seperti pria brengsek?"
Sora mengerjap ketika Jimin tiba-tiba tertawa lirih, "Seorang suami yang menghianati istrinya, bukankah itu brengsek?" timpal Jimin lagi yang membuat Sora semakin tak bisa berkata-kata.
"Tuan sedang ada masalah?" Sora akhirnya memberanikan diri setelah beberapa saat hening.
Helaan napas berat terdengar, bisa Sora rasakan jika saat ini bossnya itu sedang tidak baik. "Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah, Sora" jawab Jimin dengan sedikit kekehan.
"Saya tau.." hati Sora sedikit kasihan melihat Jimin saat ini, setelah bertahun-tahun mengenal Jimin tak pernah sekalipun pria dingin itu terlihat begitu berbeda seperti ini. "Jadi..masalahnya sekarang, tuan ketahuan berselingkuh, ya?" entah keberanian darimana Sora bertanya seperti itu.
"Sora, kau-" Jimin tidak melanjutkan kalimatnya saat Sora dengan segera meminta maaf atas kelancangan mulutnya itu.
"Sekali lagi maaf, tuan" berkali-kali Sora membungkuk, "Saya harus bersiap untuk rapat, nanti saya kirim hasilnya kepada tuan. Selamat sore, permisi" dengan tergesa Sora meninggalkan ruangan Jimin.
"Aish! Yang benar saja" mata Jimin memejam sesaat sebelum ia memajukan tubuhnya untuk mengambil segelas air guna membasahi bibir dan tenggorokannya yang terasa kering.
Tangannya lalu terulur menggapai ponsel yang sedari tadi tak tersentuh sama sekali. Disana ada beberapa pesan dan panggilan yang memang sengaja Jimin abaikan. Tak terkecuali pesan yang dikirim oleh kekasihnya sendiri.
/Sayang
/Tidak menjemputku?
/Aku sudah selesai pemotretan. Sayang, aku ingin jalan-jalan. Ayo..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
FanficMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...