Part 35

337 30 5
                                        

"Kau baik-baik saja?"

Suara lembut itu justru meluruhkan air mata yang Yoonji tahan sekuat tenaga sejak tadi. Tentu ia sangat tidak baik, Jimin dengan bangga mengenalkan kekasihnya pada Yoonji. Padahal dengan sikap manis dan romantis yang Jimin berikan padanya akhir-akhir ini membuat Yoonji semakin yakin bahwa Jimin akan bisa mencintainya.

Namun semua hancur, Jimin tidak akan pernah menjadi miliknya. Status istri yang melekat padanya hanya sebuah kedok, karna pada kenyataannya dia tetaplah seorang pelayan.

Salahnya sendiri terlalu jauh menuruti perasaanya, meski ia tau cintanya juga adalah patah hatinya.

"Aku baik-baik saja, bi" dengan cepat ia menghapus air matanya dan menoleh pada bibi Song dengan tersenyum.

"Apa makanannya belum siap?" Yerin tiba-tiba datang dengan suara sarkasnya, dua wanita yang ada di dapur tentu saja terkejut.

"Sebentar lagi, nyonya"

"Lama sekali. Cepatlah aku sudah lapar" dengan tidak tau dirinya Yerin langsung pergi setelah berucap seperti itu.

"Wanita tidak tau malu" umpat bibi Song.

"Sudahlah, bi. Biarkan saja"

Bibi Song hanya menghela nafas, ia prihatin dengan wanita di hadapannya itu. Bisa-bisanya tuan mudanya menghianati istri sebaik Yoonji.

Semua makanan sudah siap dan tertata rapi di meja makan, bertepatan sekali dengan datangnya Jimin. Dan kekasihnya.

"Semuanya sudah siap. Selamat makan"

Yoonji segera ingin berlalu dari sana, "Kau tidak makan?" Tanya Jimin.

"Kalian duluan saja, aku permisi"

"Duduk di sini dan makan"

"Jim?" Yerin langsung melotot pada Jimin, apa dia tidak menghargai perasaan Yerin.

"Tidak-"

"Jangan membantah"

Yoonji menelan salivanya kasar melihat tatapan Jimin yang menggelap. Dengan terpaksa Yoonji duduk disana. Dan mulai untuk memakan makanannya, ia tak pedulikan tatapan sinis dari Yerin.

"Kenapa tidak makan?" Tanya Jimin pada Yerin yang dari tadi masih diam tak berkutik.

"Aku tidak berselera"

"Tadi kau bilang sangat lapar"

"Sayang, suapi aku" suara manja Yerin yang sengaja di buat-buat.

"Kau bisa makan sendiri"

"Kalau begitu aku tidak akan makan"

"Baiklah"

Yerin tersenyum senang, Jimin selalu menuruti keinginannya. Jimin sesekali melirik pada Yoonji, ia dapat melihat mata wanita itu memerah dan berkaca-kaca. Hingga sekilas ia melihat Yoonji mengalihkan pandangannya dan terlihat mengusap pipinya. Apa dia menangis?

Yoonji berdehem kecil, kemudian tersenyum tipis. "Aku sudah kenyang, maaf aku permisi dahulu" Yoonji kemudian pergi dari ruang makan.

Jimin hanya diam menatap istrinya pergi, ia tak tau harus berbuat apa. Ingin ia mencegahnya pergi namun untuk apa juga ia peduli padanya.

Sedangkan Yerin, tentu saja ia tersenyum penuh kemenangan. Ia tau Yoonji pasti sakit hati melihat adegan tadi. Ia bisa melihat sorot mata menyedihkan dari wanita itu.

Setelah makan malam, Jimin mengantar Hwang Yerin kembali ke apartemennya. Saat ini ia sudah kembali, ia berjalan menyusuri anak tangga menuju lantai dua. Saat sampai diujung tangga, ia mengubah niatnya. Awalnya ia ingin langsung istirahat di kamarnya, namun ia ingin sekali melihat keadaan Yoonji terlebih dahulu. Entah kenapa.

My Husband | Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang