"Hey! Jimin!"
Suara bariton itu terdengar ke seluruh sudut ruang kerja milik Jimin. Ia memasuki ruang CEO yang sangat di hormati oleh karyawannya tanpa salam atau sekedar mengetuk pintu terlebih dahulu. Melainkan berteriak, meski ia tau sang CEO tengah fokus bergelut dengan ratusan berkas pentingnya.
Sangat tidak sopan.
Namun, nampaknya Jimin tak merasa terganggu sama sekali oleh sahabatnya ini. Kim Taehyung memang selalu menyebalkan dan sering bertingkah aneh.
Lihat saja, ia selalu memamerkan box smile nya sembari melangkah mendekati meja kerja sang CEO. Jimin nampak tak terusik sama sekali. Ia tetap fokus meneliti berkas-berkasnya.
Jimin tau, kedatangannya kemari pasti hanya untuk mengingatkannya makan siang. Jimin memang seperti itu, ia akan lupa waktu jika sudah berkutat dengan pekerjaannya. Ia bahkan sering melewatkan jam makan siangnya di kantor dengan alasan pekerjaannya banyak.
Padahal ia mempunyai sekretaris dan banyak karyawan. Namun, ia beralasan tak ingin memberatkan karyawannya dengan beban yang lebih banyak lagi.
Jimin adalah atasannya. Tentu ia akan memberikan contoh yang baik untuk para karyawannya. Ia tak ingin terlihat seperti atasan yang malas dan memanfaatkan jabatannya untuk meringankan pekerjaannya sendiri.
Ia benar-benar pria pekerja keras dan bertanggung jawab.
"Aku lapar" kini pria itu sudah berdiri di depan meja Jimin.
"Lalu apa kau akan kenyang jika terus melihatku?"
"Kau memang tidak pernah berubah. Selalu mementingkan pekerjaanmu" Taehyung bersedekap menatap Jimin yang terus fokus pada kertas-kertas itu.
"Sampai kapan kau akan berdiri di sini? Jika tidak ada keperluan. Lebih baik keluar. Aku sibuk"
"Aish! Kau ini! Aku sebenarnya sudah bosan untuk selalu mengingatkanmu makan"
"Lalu kenapa kau masih melakukannya?"
"Aku sangat menyayangkan jika kau sakit. Kau pasti akan merepotkanku dengan semua pekerjaanmu itu" ia segera mendaratkan tubuhnya untuk duduk di kursi yang berada di depannya.
"Tentu saja. Aku tidak akan menyusahkan karyawanku dengan lebih banyak pekerjaan lagi. Kecuali kau" ucapnya sedikit terkekeh.
"Sialan!" Ucap Taehyung yang kemudian di akhiri tawa kecil.
Ia tak menganggap serius ucapan sahabat kecilnya itu. Ia pun tak serius dengan ucapannya. Karna itu hanyalah sebuah gurauan kecil yang sering mereka lontarkan.
Kalaupun memang ia harus mengambil kendali pekerjaan Jimin untuk sementara waktu ketika ia dibutuhkan, maka ia akan dengan senang hati menerimanya.
Taehyung juga termasuk dalam daftar orang yang berjasa besar membantu Jimin mengendalikan perusahaan ini, bahkan dalam hidup Jimin. Ia mempercayai Taehyung sebagai manager di kantornya dan menanam modal di perusahaannya yang lain.
Bukan itu saja. Jimin dan Taehyung juga merintis bisnis lain sendiri dari nol, dan berhasil menjadi perusahaan yang cukup berkembang dengan baik dan mampu bersaing dengan perusahaan besar lainnya.
Namun, untuk urusan bisnis yang mereka rintis itu Jimin lebih mempercayakan semuanya pada sahabatnya. Kini perusahaan itu juga tetap terurus dengan baik meski dua pria itu sangat sibuk dengan perusahaan yang lain.
"Sepertinya kau memang harus segera menikah" Taehyung mengatakannya tiba-tiba.
Jimin yang masih terfokus pada pekerjaannya, akhirnya menghentikan aksinya sejenak lalu menghela napasnya panjang sembari menatap Taehyung tak percaya. Ada apa dengan sahabatnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband | Park Jimin
ספרות חובביםMendapat tawaran bekerja sebagai pelayan rumah tangga, Han Yoonji justru terjebak dalam sebuah pernikahan dengan seorang CEO muda yang sangat sukses. Bernama Park Jimin. Pria dingin yang tak pernah memikirkan cinta dan pernikahan, kini harus menerim...